Sabtu 10 Apr 2021 17:06 WIB

10 Polisi Myanmar Tewas dalam Serangan Tentara Etnis

Aliansi tentara etnis dilaporkan menyerang pos polisi di negara bagian Shan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi: Tentara Myanmar.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Tentara Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Aliansi pasukan etnis di Myanmar menentang tindakan keras junta terhadap para pendemo antikudeta. Media domestik Shan News melaporkan bahwa pasukan etnis itu menyerang sebuah kantor polisi di timur negara pada Sabtu (10/4) waktu setempat. Akibatnya, 10 anggota polisi dilaporkan tewas.

"Kantor polisi di Naungmon di negara bagian Shan diserang pagi-pagi sekali oleh pejuang dari aliansi yang mencakup Tentara Arakan, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar," lapor media tersebut.

Baca Juga

Shan News mengatakan, sedikitnya 10 polisi tewas, sedangkan kantor berita Shwe Phee Myay menyebutkan jumlah korban tewas 14 orang. Seorang juru bicara junta tidak membalas telepon untuk dimintakan komentar.

Lebih dari 600 orang telah terbunuh oleh militer dalam penumpasan protes terhadap kudeta 1 Februari. Ketika kekerasan meningkat, sekitar belasan kelompok bersenjata telah mengutuk junta dan berjanji untuk mendukung para pengunjuk rasa.

Anggota parlemen sipil, yang sebagian besar bersembunyi setelah penggulingan mereka, telah mengumumkan rencana untuk membentuk pemerintah persatuan nasional. Ada peran kunci bagi para pemimpin etnis. Mereka juga akan mengadakan pembicaraan secara virtual tentang perlawanan bersama terhadap junta militer.

Dalam gelombang protes terbaru 19 orang telah dijatuhi hukuman mati di Myanmar karena membunuh seorang rekan kapten militer. Hukuman ini pertama kali diumumkan di hadapan publik sejak kudeta 1 Februari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement