Sabtu 10 Apr 2021 10:11 WIB

Modern Air Power Bukan Sekadar Memiliki Alutsista Modern

Segenap prajurit TNI AU juga harus terus mengasah diri dan menambah wawasan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Pilot jet tempur Sukhoi SU-27MKI/30MKI TNI AU, Kapten Penerbang Idris (kiri), Komandan Skadron 11 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Hasanuddin Makassar Letkol Penerbang Vincentius (tengah) dan Letda Penerbang Nur Wachid (kanan) berjalan usai melakukan patroli
Foto: Antara/M N Kanwa
Pilot jet tempur Sukhoi SU-27MKI/30MKI TNI AU, Kapten Penerbang Idris (kiri), Komandan Skadron 11 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Hasanuddin Makassar Letkol Penerbang Vincentius (tengah) dan Letda Penerbang Nur Wachid (kanan) berjalan usai melakukan patroli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, transformasi air power atau angkatan udara yang modern membutuhkan lebih dari sekedar kepemilikan platform alat utama sistem persenjataan (alutsista) generasi terkini. Sumber daya manusia (SDM) yang unggul, organisasi yang baik, serta kebijakan yang tepat juga akan memiliki peran sentral."Peran sentral untuk dapat memaksimalkan peran dan mewujudkan tugas-tugas yang diamanahkan kepada TNI AU," kata dia di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (10/4).

Menurut dia, itu menjadi lebih penting lagi ketika melihat kehadiran TNI AU memiliki konteks strategis dalam sebuah negara. TNI AU juga dapat menjadi faktor langsung maupun tidak langsung yang turut mendorong tercapainya pembangunan nasional yang berkesinambungan."Kunci meraih keberhasilan dalam mencapai transformasi ini, tentu kembali pada kualitas SDM AU,\" jelas dia.

Fadjar mengungkapkan, dalam satu tahun terakhir, bangsa Indonesia telah menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Upaya penanggulangan bencana alam maupun non-alam, penanggulangan kelompok kriminal separatis bersenjata, serta dukungan kepada pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional adalah sebagian tugas yang telah dilaksanakan oleh para prajurit TNI AU.

"Jika para pendahulu angkatan udara berjuang dalam bentuk peperangan melawan penjajahan dan pemberontakan. Saat ini, para prajurit berjuang untuk mengatasi ancaman dan tantangan yang sudah jauh berubah," katanya

Dia mengatakan, meskipun berbeda, esensi dari perjuangan tersebut tetap sama, yaitu demi menjaga kedaulatan negara dan keselamatan seluruh bangsa Indonesia. Itulah yang menurutnya menjadi wujud patriotisme di masa kini."Dan dengan semangat perjuangan yang tetap sama sejak 75 tahun lalu, semangat pengabdian ini harus senantiasa kita jaga dan kita tingkatkan," katanya.

Seiring kemajuan teknologi dan perubahan zaman, segenap prajurit TNI AU juga harus terus mengasah diri dan menambah wawasan. Ia menilai langkah itu perlu dilaksanakan guna memastikan keberhasilan tugas pada masa-masa yang akan datang."Karena sampai kapan pun, bangsa dan negara ini akan terus membutuhkan kehadiran TNI AU, kehadiran segenap prajurit Swa Bhuwana Paksa," kata dia.

Fadjar menambahkan, ujian pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai sendi kehidupan, termasuk dalam pelaksanaan tugas TNI AU. Menurut dia, pandemi tidak serta merta menurunkan prediksi ancaman, karena berbagai konflik dan flash point tetap terjadi di berbagai penjuru dunia.

"Untuk itu, TNI AU harus senantiasa mampu melaksanakan tugasnya, kapanpun dan bagaimanapun kondisi yang kita hadapi," jelas Fadjar.

Di samping itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Indan Gilang, menyampaikan, kegiatan upacara ini merupakan puncak kegiatan HUT TNI AU ke-75. Sebelumnya, rangkaian acara terdiri dari beberapa kegiatan, di antaranya bakti sosial, lomba menembak KSAU Cup, dan seminar international air power yang dihadari berbagai perwakilan berbagai negara."Tema kali ini adalah dengan dilandasi jiwa kstaria, loyalitas, militan dan profesional kita kini mempercepat proses penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional," jelas Indan usai upacara.

Terkait perecepatan penanggulangan Covid-19, dia menjelaskan, sudah ada sejumlah langkah yang TNI AU lakukan sejak mula pandemi pada 2020 lalu. Mulai dari penjemputan warga negara Indonesia hingga menyiapkan vaksinator untuk program vaksinasi nasional yang dilakukan oleh pemerintah."Kita juga ikut serta dalam pendisiplinan protokol kesehatan di masyarakat yang secara mikro yang jadi program pemerintah," kata dia.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement