Umat Yahudi Juga Mengenal Puasa

Red: Muhammad Subarkah

Senin 12 Apr 2021 05:35 WIB

Buka puasa di kalangan umat Yahudi. Foto: Google.com Buka puasa di kalangan umat Yahudi.

IHRAM.CO.ID, Di dalam ajaran Islam dikenal ayat Alquran yang favorit disebut setiap kali datang bulan Rhamadan yakni:

1. Al-Baqarah ayat 184

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون

َ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah: 183).

Jadi ayat ini jelas menyatakan bahwa umat sebelum Islam datang juga mengenal atau berpuasa, yakni mencegah makan dan minum serta tidak menjalankan kesenangan jasmani lainnya.

Sebagai buktinya bila puasa dilakukan sebelum kehadiran Islam, soal puasa memang dikenal bahkan lazim dilakukan umat pengikut Nabi Musa: Yahudi. Bahkan dalam perayaan hari Shabbat (hari besar mingguan Yahudi, yakni hari Sabtu) di kenal sangat berkaitan dengan makan dan minum. (Kalau dalam Islam hari Shabbat dikenal dengan hari Jumat yang merupakan hari besar setiap pekan bagi Muslim).

Dalam sebuah artikel di people.ucalgary.ca soal puasa di hari Sabbat menjadi kontroversi. Pada satu sisi lazim dipercaya sebagai hari untuk berpesta makan dan minum, namun bagi umat Yahudi lain hari 'Sabbat' merupakan hari untuk berpuasa dan menahan diri dari makan dan minum,

Adanya hal ini  mungkin merasa bingung mendengar bila shabat terkait puasa atau menahan diri untuk tidak makan dan minum.

Bahkan menurut sebagian pemuka agama Yahudi, banyak penulis kuno percaya bahwa orang Yahudi atau pengikut Nabi Musa, merayakan hari suci mereka dengan tidak makan.

Menurut sejarawan Romawi abad pertama Pompeius Trogus, Musa menetapkan hari Sabat (shabbat) sebagai hari puasa untuk memperingati tujuh hari kehilangan orang Israel ketika mereka melakukan perjalanan melalui gurun Arab dalam perjalanan ke Gunung Sinai. 

Augustus Caesar pernah menulis kepada Tiberius, "Bahkan seorang Yahudi pun tidak berpuasa begitu cermat pada hari Sabatnya seperti yang saya lakukan hari ini."

Satiris Petronius berspekulasi tentang nasib mengerikan yang menanti untuk orang Yahudi yang tidak disunat yang, seperti yang dia katakan dengan kecut. Mereka akan diasingkan oleh rekan seiman yang tidak toleran ke kota-kota Yunani di mana mereka tidak dapat menjalankan puasa Sabat mereka. 

Dan Martial mencoba menghina seorang koresponden dengan menuduhnya memiliki nafas yang berbau. Dia menyebut:  "lebih buruk dari wanita Yahudi yang berpuasa Sabat."