Sabtu 10 Apr 2021 07:02 WIB

Jelang Ramadhan, Unduhan Aplikasi Belanja Naik 40%

Lebih dari 1,6 miliar umat Muslim akan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Jelang Ramadhan, Unduhan Aplikasi Belanja Naik 40% (Foto: Unsplash/Carlos Muza)
Jelang Ramadhan, Unduhan Aplikasi Belanja Naik 40% (Foto: Unsplash/Carlos Muza)

Lebih dari 1,6 miliar umat Muslim di seluruh dunia akan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Perubahan yang ditimbulkan oleh momen keagamaan ini turut berpengaruh terhadap industri seluler dan strategi pemasaran. Dari sisi pemasaran seluler, perilaku pengguna selama bulan puasa turut berubah dan unduhan aplikasi belanja meningkat.

Menurut Business Development Manager AVOW untuk kawasan Asia Tenggara Roy Wijaya, dampak bulan Ramadhan terhadap industri pemasaran seluler terlihat dari total belanja iklan, jumlah unduhan, dan jumlah pembelian dalam aplikasi.

Baca Juga: Asyik Nih... Ongkir Belanja Online Jelang Lebaran Bakal Disubsidi Pemerintah

“Tidak seperti banyak acara keagamaan lainnya yang dirayakan selama periode yang lebih singkat, Ramadhan berlangsung selama 30 hari. Salah satu langkah cerdas yang dapat diambil adalah mengimplementasikan strategi pemasaran sebelum bulan tersebut tiba. Oleh karena itu, pengiklan memiliki lebih banyak waktu untuk menjangkau pangsa pasar dan memanfaatkan perubahan perilaku pengguna yang terjadi menjelang Ramadhan,” ungkap Roy di Jakarta.

Mengutip dari perusahaan pemasaran online berbasis di Paris, Criteo yang menganalisis lebih dari 111 juta transaksi belanja di Malaysia dan Indonesia selama bulan Ramadhan. Ditemukan fakta bahwa penjualan meningkat sebesar 68% untuk iklan seluler dan 53% untuk desktop. Studi yang sama menunjukkan bahwa penjualan melonjak mulai hari ke-10 bulan Ramadan dan bertahan selama dua minggu sebelum Idul Fitri.

“Majalah Forbes melaporkan bahwa jumlah unduhan untuk aplikasi belanja meningkat sebesar 40% seminggu sebelum Ramadhan, dan pembelian dalam aplikasi meningkat sebesar 35%. Sebagai upaya untuk memanfaatkan perubahan perilaku pengguna, belanja iklan rata-rata juga meningkat sebesar 20% selama momen ini,” tambahnya.

Menurut Roy, bagi pelaku usaha atau pemilik merk yang ingin memanfaatkan momen bulan puasa untuk memasarkan produk-produknya, selain mengeksekusi strategi lebih awal, juga perlu untuk membuat materi iklan bernuansa Ramadhan.

“Bagi umat Muslim di seluruh dunia, bulan ini adalah saat untuk melakukan refleksi dan introspeksi. Banyak brand memasukkan nuansa Ramadhan ke dalam materi iklan dan pesan kampanye mereka. Pengampunan, keharmonisan, dan pentingnya keluarga adalah tema umum yang mungkin akan digunakan dalam iklan selama bulan suci ini," kata dia.

Selain itu, pemasar seluler dapat memanfaatkan OEM (produsen peralatan asli) untuk menargetkan potensi pasar yang belum dapat dijangkau. OEM adalah perusahaan yang memproduksi perangkat sendiri, memiliki aplikasi sendiri, dan app store independen.

Perusahaan seperti Xiaomi, Huawei, Vivo dan Oppo, yang memiliki pangsa pasar besar di banyak negara dengan populasi penduduk Muslim tinggi, secara langsung menyalurkan aplikasi kepada pelanggan melalui app store masing-masing.

“Samsung adalah vendor seluler terkemuka di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 26,16%. Peringkat berikutnya dipegang oleh produsen Tiongkok, yakni Xiaomi dan Oppo. OEM menawarkan beberapa keuntungan yang mungkin dapat dimanfaatkan selama bulan Ramadhan, seperti menjangkau audiens baru yang belum dapat dijangkau melalui jaringan sosial, fitur pencarian, atau SDK,” jelas Roy.

Sebagai ahli inventaris seluler OEM, Avow telah bermitra dengan berbagai OEM di seluruh dunia yang mencakup 42% pasar Android global dan membantu berbagai brand mulai dari pendaftaran aplikasi di app store OEM hingga distribusi, pelacakan, dan optimasi kinerja. Pemasar seluler dapat memperluas jangkauan mereka dan menciptakan sumber pendapatan baru dengan kemitraan antara Avow dan OEM.

“OEM juga menawarkan akuisisi pengguna yang lebih tinggi dengan biaya-per-instalasi atau CPI yang lebih rendah. Ini adalah faktor yang penting karena belanja iklan meningkat selama bulan Ramadan,” tutupnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement