Jumat 09 Apr 2021 18:40 WIB

Tahun Ini PP Targetkan Nilai Kontrak Baru Rp 30,1 Triliun

Target kontrak baru pada tahun ini naik 35 persen dibandingkan kontrak baru pada 2020

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
PTPP
Foto: Istimewa
PTPP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan konstruksi pelat merah, PT PP (Persero) Tbk akan mulai berfokus menggarap proyek-proyek yang memiliki break even point (BEP) dan segmen champion seperti pelabuhan laut dan power renewables. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak kinerja perseroan setelah tahun lalu kinerja perusahaan cukup tertekan.

Pada tahun ini perseroan menargetkan memperoleh nilai kontrak baru senilai Rp 30,1 triliun tahun ini, naik 35 persen dari realisasi kontrak baru sepanjang 2020 senilai Rp 22,26 triliun. Adapun kenaikan ini seiring dengan kenaikan target kontrak baru ini, perseroan juga menaikkan alokasi belanja modal senilai Rp 6,2 triliun.

Baca Juga

Sekretaris Perusahaan PP Yuyus Juarsa mengatakan perubahan proses bisnis ini dilakukan perusahaan sebagai dampak pandemi Covid-19. Adapun penyesuaian bisnis dilakukan tidak hanya untuk jangka pendek namun hingga jangka panjang dan didukung oleh kondisi perusahaan yang dinilai masih cukup baik.

"Rasio utang berbunga perseroan masih berada pada angka 1,32x dari 2,5x covenant. Hal tersebut mencerminkan bahwa rasio utang perseroan masih jauh di bawah covenant (batas utang) yang ditetapkan oleh perbankan. Tentunya hal tersebut menjadi keyakinan tersendiri bagi perusahaan agar optimis masa pandemi Covid-19,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (9/4).

Selain berfokus pada segmen tertentu jangka pendek, dia juga menyebut perseroan juga melakukan transformasi portofolio bisnis, transformasi unit bisnis, transformasi organisasi, transformasi tata Kelola bisnis, dan transformasi pengelolaan inovasi, teknologi & corporate knowledge.

“Saat ini prioritas bisnis  akan berfokus pada smart recycling asset yakni pada proyek jalan tol yang telah diselesaikan pembangunannya dan memiliki profitabilitas yang baik. Hasil dari recycling ini akan digunakan kembali untuk investasi pada proyek berikutnya yang dinilai lebih menguntungkan,” ungkapnya.

Pada jangka panjang, perseroan akan memperluas kepemimpinan, investasi (perputaran nilai), penyelarasan lini bisnis, dan memperkuat kapabilitas perusahaan. Selain itu, dia menyebut salah satu hal yang diupayakan melakukan vaksinasi massive kepada masyarakat dan karyawan untuk meminimalisir dampak pademi.

Ke depan perseroan berharap stimulus dari pemerintah dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional, sehingga turut berdampak positif dalam kegiatan usaha perusahaan.

Sepanjang 2020 perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 84,28 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 128,75 miliar, jatuh dari posisi akhir 2019 senilai Rp 819,46 miliar. Turunnya laba bersih disebabkan pendapatan perusahaan juga mengalami kontraksi 32,84 persen yoy menjadi Rp 15,83 triliun atau turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 23,57 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement