Jumat 09 Apr 2021 17:02 WIB

Pemkot Bandung Siap Gelar PTM Juli Mendatang

Bila ada orang tua murid yang belum setuju PTM dipersilahkan PJJ

Rep: fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Relawan dari SR Iboe Inggit Garnasih memberikan bimbingan belajar kepada sejumlah murid SMP di Pos Kamling, Jalan Liogenteng, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Selasa (5/1). Pemerintah Kota Bandung akan menunda kebijakan belajar tatap muka dan tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada semester genap tahun ajaran 2020-2021 di masa pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut dikarenakan kondisi Covid-19 di Kota Bandung yang belum stabil. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Relawan dari SR Iboe Inggit Garnasih memberikan bimbingan belajar kepada sejumlah murid SMP di Pos Kamling, Jalan Liogenteng, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Selasa (5/1). Pemerintah Kota Bandung akan menunda kebijakan belajar tatap muka dan tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada semester genap tahun ajaran 2020-2021 di masa pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut dikarenakan kondisi Covid-19 di Kota Bandung yang belum stabil. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli mendatang secara bertahap di masa pandemi Covid-19. Periode bulan April hingga Juli diarahkan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana di sekolah terkait penerapan protokol kesehatan.

"Prinsipnya kita membuka PTM semuanya," ujar Wali Kota Bandung, Oded M Danial di Balai Kota Bandung, Jumat (9/4). Ia menuturkan, berdasarkan hasil rapat bersama seluruh pemangku kepentingan pendidikan pihaknya memberikan kesempatan jika ada orang tua murid yang memilih tetap belajar daring.

"Kita memberikan kesempatan orang tua murid, kalau ada yang belum setuju anaknya ikut PTM bisa dipersilahkan untuk PJJ," ungkapnya.

Oded mengatakan, pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan jika sudah terpenuhi sarana dan prasarana protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Selain itu, sistem belajar tatap muka akan dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh. "Maksimum 3 jam dengan 2 mata pelajaran, kapasitas kelas 30-50 persen dengan jarak 1,5 meter, tidak ada kegiatan ekstra kurikuler dan olahraga," katanya.

Ia mengatakan, keamanan menjadi tanggung jawab bersama oleh karena itu pembentukan Satgas Covid 19 di sekolah harus dibuat. Selain itu, sekolah harus menerapkan 5 M dan melakukan etika bersin dan batuk serta siswa membawa peralatan sekolah dan ibadah sendiri.

Selain itu, sebelum memasuki area sekolah terlebih dahulu dilakukan pengecekan suhu tubuh dan ditanyakan keluhan dan kondisi kesehatan di anggota keluarga. Bila terdapat gejala atau ada anggota keluarga bergejala tidak diperkenankan masuk area sekolah.

"Sebelum pulang sekolah memastikan semua anggota di sekolah tidak ada keluhan. Tidak diperbolehkannya kantin sekolah untuk beroperasi dan kegiatan selain pembelajaran tidak diperbolehkan," katanya.

Oded menegaskam persiapan belajar tatap muka akan dilakukan pada bulan April hingga hingga Juli mendatang yaitu dengan tahapan persiapan sekolah, monitoring dan simulasi. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan sejauh ini belum terdapat sekolah yang mengajukan permohonan pelaksanaan belajar tatap muka. Selain itu, simulasi belajar tatap muka akan dilakukan jika pihak sekolah sudah mengajukan belajar tatap muka."Belum ada (yang sudah siap)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement