Jumat 09 Apr 2021 15:14 WIB

Menteri Kesehatan Resmikan RS Otak M Hatta Bukittinggi

Harapannya RSOMH bisa menjadi penelitian dan rujukan RS lainnya.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin
Foto: Dok Istimewa
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID,BUKITTINGGI -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meresmikan pemakaian nama Rumah Sakit Otak DR Drs Muhammad Hatta (RSOMH) yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (9/4).

"Dengan penggantian nama ini maka RSOMH diharapkan makin dikenal, tidak saja untuk daerah Bukittinggi dan Sumatra Barat, tetapi hingga sedunia sesuai namanya Muhammad Hatta yang dikenal dunia," kata Budi, Jumat.

Dia mengatakan, harapannya agar RSOMH bisa menjadi rumah sakit penelitian hingga menjadi rujukan banyak rumah sakit lainnya. Budi meminta RSOMH merangkul universitas yang ada dan menularkan keahlian kepada fasilitas kesehatan di daerah sekitar khususnya Bukittinggi.

"Saya terharu bisa melihat rumah sakit ini berkembang pesat, segera kita integrasikan fasilitasnya seperti lahan yang lebih besar agar supaya RSOMH juga menjadi tempat wisata kesehatan," ujar Budi.

Dirut RSOMH Alsen Arlan mengatakan, peresmian nama baru rumah sakit yang bertepatan dengan ulang tahun ke-45 ini ditujukan untuk menimbulkan optimisme bagi seluruh jajaran demi pelayanan pasien.

"Dengan menyandang nama proklamator yaitu Muhammad Hatta kita yakin semangat perjuangan mewujudkan mimpi besar agar Rumah Sakit ini menjadi cerminan terbaik pelayanan Dinas Kesehatan," kata Alsen.

RSOM telah beberapa kali berganti nama, dimulai pada 1976 bernama Rumah Sakit Immanuel yang memiliki dokter warga negara asing. Pada 1982 berganti nama menjadi Rumah Sakit Vertikal type c hingga pada 2002 berubah P3SN RSUP.

Oada 2005 menjadi Rumah Sakit Stroke Nasional sampai terakhir pada 2019, disetujui menjadi RSOMH dan diresmikan hari ini. RSOMH terletak di Jalan Sudirman bersebelahan dengan Mapolres Bukittinggi dengan memiliki luas 1,2 hektare dan 142 kamar perawatan."

Meski kecil, kita terus berusaha maksimal melalui program transformasi budaya untuk peningkatan pendapatan dan pelayanan selain juga mengubah tampilan serta halaman parkir seperti saat ini," kata Alsen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement