Jumat 09 Apr 2021 09:20 WIB

Kisah Lorena si-Orang Desa dan Legenda Majalah Mode: Vogue

Jangan pandang rendah orang desa

Maria Lorena jadi cover majalah Mode Dunia, Vogue.
Foto: google.com
Maria Lorena jadi cover majalah Mode Dunia, Vogue.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Jaya Suprana, Budayawan, Penggagas Rekor MURI, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Sudah melazim bahwa orang kota memandang rendah orang desa sebagai kaum tertinggal, terbelakang, berpendidikan rendah, tidak cerdas, bodoh, pemalas, primitif serta aneka predikat buruk lain-lainnya.

Maka bermunculan istilah pejoratif seperti misalnya ndeso atau kampungan bahkan sampah masyarakat yang pada hakikatnya merendahkan harkat dan martabat orang desa.

Pendek kata orang desa pasti lebih buruk mutu ketimbang orang kota. 

AKAR PERADABAN

Pada hakikatnya sebagai orang kota saya sangat tidak setuju terhadap sikap dan perilaku merendahkan orang desa.

Menurut saya, orang kota seperti saya justru harus belajar dari orang desa dalam sikap disiplin kerja keras, kejujuran, ketulusan, kebersamaan dan kedekatan dengan alam. Apalagi kakek-nenek dan ayah-ibu saya adalah orang desa.

Bagi saya akar peradaban suatu bangsa dan negara bukan terletak pada perkotaan namun justru pedesaan . Dapat disimak pada kenyataan bahwa masyarakat negara maju dan beradab justru meletakkan lokasi permukiman mereka bukan di kota namun justru di desa.

Tanpa masyarakat desa mustahil pilar-pilar penegak ekonomi bisa ditegakkan. Sejarah peradaban umat manusia telah membuktikan secara tak terbantahkan bahwa desa senantiasa terlebih dahulu didirikan ketimbang kota. 

PHIDIPPIDES

Segenap pendapat saya untuk menghormati dan menghargai orang desa terbukti pada diri seorang perempuan muda bernama Maria Lorena Ramirez  berasal dari sebuah desa terpencil bernama Guachochi di kawasan pedalaman pegunungan Chihuahua, Meksiko.

Tidak ada orang termasuk orang kota berani memandang rendah Lorena terutama dalam cabang olahraga yang dianggap paling sulit dan paling berat yaitu bukan maraton sembarang maraton tetapi super maraton alias ultramaraton.

Disebut ulramaraton sebab jarak yang harus ditempuh lebih jauh ketimbang maraton biasa yaitu sekedar 42,195 kilometer. Jarak sejauh ini konon seperti jarak dari Maraton ke Athena yang ditempuh oleh Phidippides pada abad V sebelum Masehi untuk melaporkan kemenangan laskar Athena melawan invasi pasukan Persia. 

Marathon: History and curiosities of the 42,195 km

VIVA LORENA !

Maria Lorena Ramirez adalah peserta yang paling disegani di antara 2.400 pelari dari 38 negara yang ikut berlaga ketahanan berlari ultramarathon.

Mengapa? Ini karena jaraknya sangat jauh, yakni menempuh jarak 63 mil menelusuri Tenerifa di kepulauan Kanari dari permukaan laut sampai ketinggian 11,600 kaki di atas permukaan laut.

María Lorena Ramírez, Pelari Ultramarathon Dunia yang Hanya Pakai Sandal  Karet Bekas!

Andaikata Lorena ikut berlomba pada lomba marathon di Jakarta pasti dia ditertawakan para orang kota yang melihat Lorena sebagai orang desa tidak menggunakan pakaian olahraga mewah dan sepatu lari sneakers mewah buatan Nike.

Lorena berlaki sejauh itu dengan memakai gaun tradisional Meksiko dan sandal tradisional huaracahe.

Sebagai seorang anggota suku Taramuhara yang dijuluki sebagai Raramuri alias “mereka yang mampu berlari cepat seperti angin”, Lorena memang terlatih sepanjang hidupnya untuk berlari akibat tidak adanya alat transport seperti gerobak, pedati apalagi mobil yang mampu menempuh perjalanan berbukit-bukit lebih luas ketimbang Grand Canyon.

Pakai Rok dan Sandal Karet, Wanita Ini Juara Lomba Ultramarathon 50 km

Berdasar tes fisiologis, terbukti tekanan darah seorang Raramuri malah menurun sementara detak jantung stabil sekitar 130 per menit setelah berlari jarak jauh.

Maka dengan segala kesederhanaan sebagai wong ndeso, Lorena tanpa perjuangan berat dengan mudah mengungguli seluruh lawan-lawannya.

Awalnya Lorena memenangi lomba maraton di pedesaan. Lalu meningkat menjadi lomba ultramaraton di perkotaan yang kemudian mencapai puncak prestasi kelas dunia di  Ultra Trail Cerro Rojo 50K in Puebla, Mexico.

Kemudian Maria Lorena Ramirez mendunia di gelanggang ultramarton internasional sehingga sosoknya diangkat menjadi film dokumenter Lorena produksi Netflix serta menjadi tokoh cover majalah legendaris Vogue !

Saya yakin bahwa bangsa Indonesia juga memiliki para tokoh orang desa yang mampu berprestasi dahsyat kelas dunia asal diberi kesempatan ! HIDUP ORANG DESA ! MERDEKA !

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement