Kamis 08 Apr 2021 21:21 WIB

Bolehkah Makan Daging yang Disembelih Gunakan Cara Yahudi?

Sembelihan Yahudi termasuk kategori sembelihan Ahlul Kitab

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Sembelihan Yahudi termasuk kategori sembelihan Ahlul Kitab. Daging merah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Sembelihan Yahudi termasuk kategori sembelihan Ahlul Kitab. Daging merah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Lembaga Fatwa Mesir memperoleh sebuah pertanyaan dalam laman Facebook resminya tentang apakah boleh seorang Muslim memakan daging yang disembelih menurut hukum atau aturan Yahudi? 

Sekretaris Lembaga Fatwa Mesir, Mahmoud Syalabi memberikan penjelasan tentang hal itu. Ia menjelaskan bahwa memakan daging dari Yahudi yang disembelih menggunakan aturan Yahudi adalah diperbolehkan. Ia mengutip surat Al Maidah ayat 5 sebagai argumentasi bolehnya memakan daging dari Yahudi yang disembelih dengan aturan Yahudi. 

Baca Juga

الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ ۖ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ ۖ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.”

Karena itu ia menegaskan bahwa seorang Muslim boleh memakan daging yang disembelih dengan aturan hukum Yahudi. 

Begitupun ditegaskan dalam fatwa sebelumnya oleh Imam besar Al Azhar almarhum Syekh Jadd al Haq Ali Jadd Al Haq bahwa seorang Muslim boleh memakan kurbannya ahli kitab meskipun kurban itu tidak di atas namakannya.  

Rasulullah pun pernah ditanya tentang hal itu, maka Rasulullah menjawab namailah Allah oleh kamu dan makanlah. Keterangan ini dapat ditemukan dalam hadits yang diriwayatkan imam Daruqutni. 

Lalu bagaimana bila hewan tersebut tidak dibunuh Yahudi dengan cara disembelih melainkan dengan cara lainnya?

Syekh Jadd menjelaskan berkenaan dengan hewan yang dibunuh dengan cara dipukul kepalanya,  jika hal itu terbukti maka seorang Muslim harus menahan diri untuk tidak memakan daging tersebut. Sebab pada kasus ini terdapat ayat yang menerangkan tidak boleh seorang Muslim memakan daging hewan yang mati semisal karena dipukul. 

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang. (QS Al Maidah: 3).

 

Sumber: masrawy

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement