Kemenag Izinkan Tarawih di Masjid dengan 50 Persen Jamaah

Red: Ani Nursalikah

Kamis 08 Apr 2021 15:04 WIB

 Kemenag Izinkan Tarawih di Masjid dengan 50 Persen Jamaah. Sejumlah kaum Muslim usai melaksanakan Shalat Tarawih di Masjid Jami Al-Makmur, Cikini, Jakarta, Ahad (12/5). Foto: Republika/Putra M. Akbar Kemenag Izinkan Tarawih di Masjid dengan 50 Persen Jamaah. Sejumlah kaum Muslim usai melaksanakan Shalat Tarawih di Masjid Jami Al-Makmur, Cikini, Jakarta, Ahad (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam akan kembali menjalankan ibadah Ramadhan dalam kondisi pandemi Covid-19. Namun, dibandingkan tahun lalu, Kementerian Agama kini mengizinkan pelaksanaan Sholat Tarawih dan Sholat Idul Fitri 1442 Hijriyah secara berjamaah.

Dalam surat edaran Nomor 3 Tahun 2021 yang diterbitkan pada Senin (5/4), pelaksanaan Tarawih dan Sholat Idul Fitri dibatasi hanya 50 persen dari total kapasitas tempat yang digunakan. 

Baca Juga

Berikut ini panduan yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 03 tahun 2021.

1. Umat Islam, kecuali bagi yang sakit atau atas alasan syar'i lainnya yang dapat dibenarkan, wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan sesuai hukum syariah dan tata cara ibadah yang ditentukan agama.

2. Sahur dan buka puasa dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti.

3. Dalam hal kegiatan Buka Puasa Bersama tetap dilaksanakan, harus mematuhi pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan.

4. Pengurus masjid/mushala dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah, antara lain:

a. Sholat fardhu lima waktu, sholat Tarawih dan witir, tadarus Alquran, dan iktikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas masjid/mushala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter antarjamaah, dan setiap jamaah membawa sajadah/mukena masing-masing.

b. Pengajian/Ceramah/Taushiyah/Kultum Ramadhan dan Kuliah Subuh, paling lama dengan durasi waktu 15 menit.

c. Peringatan Nuzulul Quran di masjid/mushala dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audiens paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Baca juga: Pemerintah Dorong Perusahaan Bayar THR