Kamis 08 Apr 2021 14:35 WIB

Tinggal 40 Pasien Covid-19 Dirawat di RS Lapangan Surabaya

Pasien bejumlah 10 persen dari kapasitas tempat tidur yang ada 400 bed.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas menyemprotkan larutan disinfektan ke barang bawaan pasien COVID-19 yang telah sembuh di Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Jalan Indrapura, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (14/3/2021).
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas menyemprotkan larutan disinfektan ke barang bawaan pasien COVID-19 yang telah sembuh di Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Jalan Indrapura, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (14/3/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Kota Surabaya, Laksma Dr dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengungkapkan, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit setempat terus mengalami penurunan. Saat ini, hanya ada 40 pasien Covid-19 yang dirawat di sana. Artinya hanya 10 persen dari kapasitas tempat tidur yang ada, yang mencapai 400 bed.

Kendati demikian, Nalendra mengingatkan, bukan berarti relawan maupun tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di sana dapat menurunkan tingkat kewaspadaan. Ia menegaskan, RSLI Kota Surabaya tidak akan emengurangi jumlah petugas sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu kembali terjadi lonjakan pasien.

"Jumlah personel kita memang tetap dan tidak berkurang, takut dengan terjadinya lonjakan. Tapi, itu tidak kami harapkan. Kita siap siaga untuk menghadapi segala libur panjang ini kemarin. Habis ini juga di bulan Ramadhan, dilanjutkan libur panjang," kata Nalendra kepada awak media, Kamis (8/4).

Nalendra pun mengajak masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) agar penularan Covid-19 bisa terus ditekan, bahkan dihentikan. Ia pun mengingatkan, disiplin menjalankan protokol kesehatan menjadi upaya yangbharus dilakukan agar virus varian baru dari luar negeri tidak sampai merebak di Jatim.

 

"Kuncinya ada pada masyarakat. Bila masyarakat seperti yang ada di Jawa Timur (Jatim) benar-benar mengerti betapa pentingnya prokes, rasanya kita tertolong. Tetap optimis untuk tidak terjadi seperti di luar negeri ada gelombang ketiga," ujarnya.

Nalendra menegaskan, pihaknya tetap fokus dan siaga bila suatu saat terjadi lonjakan pasien. RSLI juga selalu siaga dengan pertolongan pertama dengan menyiagakan oksigenasi pada pasien yang saturasi (kekurangan oksigen) sewaktu-waktu. Baik dalam skala ringan, sedang, hingga berat sekalipun.

"Pengalaman kemarin, harus terapi oksigen, sekarang kita sudah ada oksigen sentral sehingga kita tidak takut lagi untuk menghadapi kasus-kasus yang sedang dan berat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement