Kamis 08 Apr 2021 14:22 WIB

Mahasiswa UMM Juara Kompetisi Film Nasional

Pembuatan film Rekah memakan waktu satu bulan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Proses pengambilan gambar untuk film Rekah karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: Humas UMM
Proses pengambilan gambar untuk film Rekah karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Setelah berhasil menyabet penghargaan di festival film pendek Indodax Short Film Festival pada 2020, Meraki Visual kembali mengharumkan nama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di kancah nasional. Kali ini Meraki berhasil meraih juara satu dalam Yamaha Musik Short Movie Competition dengan film berjudul Rekah.

Film ini mengisahkan tentang perjuangan seorang anak yang ingin menyembuhkan ayahnya dari penyakit stroke ringan dengan menggunakan terapi musik. Sutradara film Rekah, Kiki Rahma Ardiansyah mengatakan, ide cerita tersebut diperoleh dari sang penulis naskah film, Ardian Esa Ramadhan Wahyudy.

Pada awalnya, tim berdiskusi untuk membuat cerita yang bertema musik. Lalu Ardian memiliki ide untuk menghadirkan perjuangan seorang anak yang awalnya tidak  berbakat di bidang musik. "Namun akhirnya belajar musik demi menyembuhkan sang ayah,” kata mahasiswa kelahiran Malang tersebut.

Pembuatan film Rekah memakan waktu satu bulan dari sebelum produksi hingga menjadi sebuah film. Namun untuk proses produksinya sendiri hanya memakan waktu satu hari. Meski begitu, ia dan tim tetap menemui banyak kendala dalam proses pembuatannya.

Pertama, proses syutingnya hanya dilaksanakan pada Jumat sehingga tim harus mulai dari pagi untuk menghemat waktu. Selain itu, film ini hanya terdiri atas dua scene dan masing-masing hanya mengambil satu shot. "Kami juga harus mengambil gambar berulang kali karena objek susah difokuskan,” jelas mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UMM tersebut.

Produser film Rekah, Udaimatun Nur Farahin menjelaskan banyak pihak yang ikut membantu hingga mereka bisa memenangkan kompetisi tersebut. Peran sponsor sangat membantu untuk pendanaan di setiap divisi.

Pada awal Meraki baru terbentuk, tim menggunakan dana pribadi untuk membuat film. Namun sekarang sudah ada sponsor yang membantu tim. Bahkan, Meraki telah memiliki kas sendiri untuk kegiatan produksi film yang akan datang.

Farah dan kru juga memiliki keinginan besar untuk membuat Meraki menjadi wadah bagi semua yang ingin belajar tentang film. Kemudian juga untuk mereka yang ingin mengembangkan bakatnya di dunia perfilman. “Kami berharap bisa menghasilkan karya-karya lainnya. Semoga dengan hadirnya Meraki dapat memacu lahirnya banyak film maker baru di Malang,” ujarnya.

Selain Kiki, Farah, dan Ardian, ada tujuh kru lainnya yang ikut membuat film Rekah. Yakni, M Mizan Sya’ Roni, Dwi Cahyo Septoadi, Muhammad Ammar Nashshar Yusuf, dan Two Bagus Surya Saputra. Kemudian Aldi Novandi Putra, Reyhan Rahmadhan, dan Izzuddin Febrianta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement