Kamis 08 Apr 2021 10:27 WIB

Kemenperin Sebut Unit Usaha IKM Capai 4,4 Juta

Kemenperin jalankan program penguatan IKM dengan teknologi seperti Startup4industry

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Peserta pameran melakukan proses membatik disalah satu stand Pameran Kriyanusa 2018 di Jakarta, Rabu (26/9).
Foto: Republika/Prayogi
Peserta pameran melakukan proses membatik disalah satu stand Pameran Kriyanusa 2018 di Jakarta, Rabu (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih menyebutkan, unit usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini mencapai 4,4 juta. Hal itu menunjukkan, sektor IKM bisa menjadi untapped market bagi pada start up.

Maka Kemenperin menjalankan program-program penguatan IKM dengan dukungan teknologi, di antaranya Startup4industry. “Kami juga mengusung lima sasaran transformasi teknologi bagi IKM, yaitu e-Smart IKM, Smart Sentra, Smart Material Center, Smart Packaging Center, dan Smart IKM,” ujar Gati dalam Pra-Konferensi Hannover Messe 2021 secara virtual pada Rabu (7/4).

Ia menambahkan, tema pra konferensi yaitu 'Tech Startup for Making Indonesia 4.0' bertujuan menampilkan berbagai kebijakan dan capaian dalam perjalanan mengimplementasikan Industri 4.0 dengan solusi teknologi dari tech startup Indonesia. “Ini sejalan dengan momentum pelaksanaan Hannover Messe (HM) 2021 yang diharapkan dapat mendorong industri kecil dan menengah bergegas mengadopsi teknologi agar terus bertumbuh,” jelas dia. 

Perusahaan start up yang hadir sebagai pembicara dalam pra konferensi HM 2021 yakni Machine Vision yang bergerak di bidang industrial internet of things dan AR/VR di industri manufaktur. Kemudian MSMB di bidang internet of things, drone, dan kecerdasan buatan untuk agro industri, Neurabot di bidang kecerdasan buatan dan robotik untuk sektor kesehatan, serta Solusi 247 yang begerak di bidang big data analiysis, kecerdasan buatan, dan radar untuk sektor komunikasi dan pertahanan.

CEO PT Machine Vision Indonesia Muhammad Ali Fikri memaparkan, perusahaannya merupakan peserta dari program Startup4Industry angkatan pertama. Perusahaan itu memanfaatkan Industrial Internet of Things dan AR/VR menuju Industri 4.0. 

Sebagai digital transformation startup, Machine Vision Indonesia membantu perusahaan. Khususnya manufaktur, untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan proses produksi.

“Kami berharap semakin banyak perusahaan yang aware dan menginvestasikan serta mengaplikasikan teknologi digital manufacturing untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, yang dapat meningkatkan pendapatan dan perekonomian,” tutur Ali pada kesempatan serupa. 

Sementara, PT MSMB yang bergerak di bidang teknologi pertanian berusaha menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi, yaitu antara teknologi pertanian dan agrobisnis. Co-Founder PT MSMB Bayu Dwi Apri Nugroho mengatakan, MSMB mengembangkan machine learning menerjemahkan data kondisi lahan secara real time yang terhubung dengan aplikasi yang bisa diunduh melalui perangkat smartphone.

“Di beberapa lokasi, teknologi ini mendatangkan banyak manfaat seperti peningkatan produktivitas hasil tani, misalnya semula 8 ton per hektar menjadi 12 ton per hektare. IKM juga dapat melakukan dan efisiensi biaya produksi untuk pemupukan karena menyajikan data yang presisi terkait kebutuhan tiap tanaman,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement