Kamis 08 Apr 2021 10:05 WIB

Israel Tolak Keputusan AS Pulihkan Bantuan untuk Palestina

Israel menentang aktivitas anti-Semit di fasilitas UNRWA.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Palestina mengantri pembagian bahan pangan yang didistribusikan oleh badan bantuan PBB, UNRWA bagi pengungsi di Gaza dan Tepi Barat.
Foto: AP
Warga Palestina mengantri pembagian bahan pangan yang didistribusikan oleh badan bantuan PBB, UNRWA bagi pengungsi di Gaza dan Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menentang keputusan Amerika Serikat (AS) memulihkan bantuan ekonomi untuk Palestina. Mereka juga mengkritik pemulihan bantuan untuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

"Dalam percakapan dengan Departemen Luar Negeri AS, saya menyatakan penyesalan dan penentangan saya terhadap keputusan untuk melanjutkan bantuan kepada UNRWA tanpa setidaknya menerapkan reformasi yang diperlukan untuk menghentikan hasutannya dan konten anti-Semit yang diajarkan di sekolah-sekolahnya," kata Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan pada Rabu (7/4), dikutip laman Times of Israel.

Baca Juga

Dia menekankan Israel sangat menentang aktivitas anti-Israel dan anti-Semit yang berlangsung di fasilitas UNRWA. "Sekolah UNRWA secara teratur menggunakan materi yang menghasut untuk melawan Israel dan definisi bengkok yang digunakan UNRWA untuk menentukan siapa yang merupakan 'pengungsi' hanya melanggengkan konflik dan mendorong kebencian di antara publik Palestina," ucap Erdan.

Berbeda dengan Israel, Palestina menyambut keputusan AS memulihkan bantuan ekonomi untuknya. "Kami berharap tidak hanya kembalinya bantuan keuangan Amerika, meskipun ini penting. Tapi juga kembalinya hubungan politik dengan AS dengan cara yang mewujudkan hak-hak sah rakyat kami," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini juga mengapresiasi keputusan AS. Sebab Washington bakal melanjutkan pendanaan untuk lembaga yang dipimpinnya.

"UNRWA sangat senang bahwa sekali lagi kami akan bermitra dengan AS untuk memberikan bantuan kritis kepada beberapa pengungsi paling rentan di Timur Tengah dan memenuhi mandat kami untuk mendidik serta memberikan perawatan kesehatan primer bagi jutaan pengungsi setiap hari," kata Lazzarini, dilaporkan laman kantor berita Palestina WAFA.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya bakal memulai kembali bantuan ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Bantuan ekonomi dan pembangunan sebesar 75 juta dolar AS bakal disalurkan ke Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Dana sebesar 10 juta dolar AS untuk program pembangunan akan turut disalurkan melalui Badan Pembangunan Intenasional AS (USAID). Sementara 150 juta dolar AS bakal disumbangkan kepada UNRWA.

Blinken mengungkapkan AS juga akan melanjutkan program bantuan keamanan penting. "Semua bantuan akan diberikan sesuai dengan hukum AS. Bantuan ekonomi termasuk dukungan untuk pemulihan usaha kecil dan menengah dari efek Covid-19; dukungan untuk rumah tangga yang membutuhkan untuk mengakses kebutuhan dasar manusia, seperti sebagai makanan dan air bersih; dan bantuan untuk masyarakat sipil Palestina," kata Blinken.

Pada era pemerintahan Trump, AS menyetop kontribusi atau bantuan untuk UNRWA. Selain itu, Trump pun menghentikan bantuan USAID untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza. Langkah-langkah itu dipandang secara luas sebagai cara untuk menekan kepemimpinan Palestina agar bersedia terlibat dalam pembicaraan damai dengan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement