Kamis 08 Apr 2021 09:05 WIB

Taiwan Dikepung Latihan Militer China, Darat Hingga Udara

Kapal induk Liaoning dan pengawalnya melakukan manuver di sekitar Taiwan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Hubungan Taiwan dan China kian memanas.
Foto: AP/Reuters/berbagai sumber
Hubungan Taiwan dan China kian memanas.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Angkatan bersenjata China melakukan latihan militer serentak di barat dan timur Taiwan pada Senin (5/4). Para analis menilai, latihan militer ini merupakan peringatan bagi Taiwan. 

Menurut militer China, kapal induk Liaoning dan pengawalnya melakukan manuver di sekitar Taiwan. Kapal induk Liaoning berlayar melalui Selat Miyako dekat Okinawa.

Baca Juga

"Itu adalah latihan rutin yang diselenggarakan sesuai dengan rencana kerja tahunan untuk menguji keefektifan pelatihan pasukan dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menjaga kedaulatan nasional, kepentingan keamanan, dan pembangunan," kata pernyataan militer China, dilansir CNN, Kamis (7/4).

Tak hanya itu, setidaknya 10 pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat, termasuk empat jet tempur J-16 dan empat J-10, pesawat perang anti-kapal selam Y-8 dan pesawat peringatan dini KJ-500, memasuki zona identifikasi pertahanan udara yang dideklarasikan oleh Taiwan (ADIZ).

Administrasi Penerbangan Federal AS mendefinisikan ADIZ sebagai wilayah udara yang ditentukan di atas tanah atau perairan di mana suatu negara memerlukan identifikasi, lokasi, dan kendali lalu lintas udara yang segera dan positif dari pesawat terbang demi kepentingan keamanan nasional negara itu.

Baca juga : Persaudaraan Muslim di Flores Timur

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, pihaknya memiliki "pemahaman penuh" tentang situasi dan "menangani dengan tepat" masalah tersebut. Pemimpin redaksi majalah China, Shipborne Weapons, Shi Hong dalam laporan Global Times melaporkan, manuver China pada Senin menunjukkan superioritas militernya atas Taiwan.

"Latihan itu menunjukkan bahwa PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) mampu mengepung Taiwan, mengisolasi pasukannya dan tidak membiarkan mereka lari ke mana-mana dan tidak ada kesempatan untuk menang jika keadaan muncul," kata Shi.

Shi mengatakan, latihan itu juga mengirim pesan ke AS dan Jepang. Sementara, analis Barat mengatakan China tidak menunjukkan kemampuan baru dalam latihan militer pada Senin. Seorang rekan senior di Center for a New American Security dan mantan kapten Angkatan Laut AS Thomas Shugart mengatakan, kapal induk China di Pasifik  dapat memainkan salah satu kekuatan Angkatan Laut AS, yaitu kapal selam serang bertenaga nuklir (SSN).

"Sebuah kapal induk China yang beroperasi di timur Taiwan tidak terlalu berharga jika digunakan seperti itu karena bisa sangat rentan beroperasi di perairan dalam yang dipenuhi SSN dan di luar payung pertahanan udara/SAM Cina yang terintegrasi," kata Shugart.

Peneliti di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam di Singapura Collin Koh mengatakan, kelompok pembawa Angkatan Laut PLA telah beroperasi di timur Taiwan setidaknya dua kali sebelumnya. Sementara, kehadiran sejumlah besar pesawat PLA di ADIZ Taiwan menjadi lebih umum.  "Ini dimaksudkan sebagai peringatan bagi orang Taiwan dan lainnya yang dianggap Beijing merusak kepentingannya, tidak terkecuali orang Amerika," kata Koh.

Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan pada akhir Maret, 20 pesawat tempur PLA memasuki ADIZ Taiwan dalam satu hari. Ini merupakan jumlah tertinggi sejak tahun lalu ketika Taiwan mulai mengungkapkan penerbangan pesawat China ke wilayah udaranya hampir setiap hari.

Baca juga : Aktivis Demokrasi Hong Kong Dapat Suaka Politik di Inggris

Aktivitas China seperti itu diperkirakan akan terus berlanjut. PLA mengatakan dalam pernyataannya bahwa operasi kapal induk di wilayah Taiwan akan dilakukan secara teratur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement