Kamis 08 Apr 2021 07:32 WIB

Jejak Ulama Jawi di Mesir dalam Pameran Manuskrip

Para ulama Jawi mempunyai kontribusi besar dalam intelektualitas Mesir

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nashih Nashrullah
Kegiatan Pameran Jejak Ulama Jawi di Kairo, Mesir yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK). Rabu (7/4).
Foto: Kemendikbud
Kegiatan Pameran Jejak Ulama Jawi di Kairo, Mesir yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK). Rabu (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK) menyelenggarakan seminar dan pameran Jejak Ulama Jawi di Kairo, Mesir. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi dan upaya melestarikan peran dan kontribusi para ulama Nusantara dalam penyebaran ajaran Islam.

Kurator galeri, Miftah Wibowo, mengatakan peran ulama Nusantara sangat signifikan dalam meningkatkan kekayaan intelektual di Timur Tengah, termasuk Mesir khususnya Al-azhar. 

Baca Juga

Dia menjelaskan, saat itu terjadi gerakan intelektual yang masif ditandai dengan munculnya komunitas Ashhab Al-Jawiyyin pada abad ke-14.

Bukti otentiknya adalah ulama Abdul Mannan Dipomenggolo asal Termas, Pacitan. Selain itu, bukti lainnya adalah puluhan bahkan ratusan naskah karya ulama Jawi tersebar di percetakan-percetakan Kairo.

"Dengan keterbatasan teknologi informasi dan komunikasi, para ulama Jawi telah berhasil membangun tradisi keilmuan yang diakui dunia. Mereka sangat produktif dalam berkarya di berbagai bidang keilmuan, seperti tafsir, fikih, bahasa, tasawuf, dan akidah," kata Atdikbud KBRI Kairo, Bambang Suryadi, dalam keterangannya, Rabu (7/4).

Dia mengatakan, penting untuk mengapresiasi tradisi keilmuan ini. "Jejak ulama Jawi ini mesti menjadi motivasi bagi para mahasiswa Indonesia di Mesir untuk terus berprestasi dan berkarya meskipun terjadi pandemi Covid-19," kata dia. Dalam pameran ini, terdapat 63 naskah karya ulama Jawi atau Nusantara cetakan Kairo berbahasa Arab dan Pegon pada kurun waktu 1900-1960 M yang berhasil dihimpun oleh panitia pameran. Pada hari terakhir pameran, panitia mendapatkan 30 naskah lama karya ulama Jawi, koleksi Nurhadi, mahasiswa asal Perak Malaysia. ⁣⁣⁣⁣⁣

Selain itu, panitia juga mendapatkan tambahan koleksi sebuah naskah asal Mojokerto, koleksi Ima Maghfirah, mahasiswi Indonesia. Fragmen naskah ini belum diketahui penulisnya, namun berdasarkan cap kertas Pro Satria asal Inggris, diperkirakan ditulis tahun 1800-an.⁣⁣⁣

Duta Besar RI di Kairo, Lutfi Rauf, mengatakan naskah-naskah yang dipamerkan merupakan bukti otentik Indonesia yang sangat kaya akan khazanah intelektual ulama. Mereka sangat maju dan berkiprah dalam menghasilkan karya-karya penting di Universitas Al Azhar.

"Kiprah dan kontribusi ulama Jawi dalam pengembangan suatu peradaban dan bangsa juga telah diakui oleh berbagai negara di Timur Tengah. Banyak sekali ilmu pengetahuan serta informasi dari naskah ini yang digunakan sebagai rujukan dalam menambah pemahaman tentang pemikiran-pemikiran ulama Nusantara yang telah berkiprah di Universitas Al Azhar, universitas Islam yang tertua di dunia," kata Lutfi.

Tantangan kita saat ini, tambahnya, adalah bagaimana supaya naskah ini dapat dilestarikan dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Termasuk generasi milenial, sehingga dapat menimbulkan kebanggaan bahwa Indonesia sudah memiliki ulama-ulama hebat sejak berabad-abad lalu. ⁣⁣⁣

Lebih lanjut, Dubes Lutfi Rauf, menyampaikan harapan agar mahasiswa Indonesia di Mesir juga dapat mempelajari kembali kekayaan intelektual dan naskah-naskah klasik karya para ulama Nusantara tersebut.

Dengan demikian para mahasiswa dapat mengembangkan diri dan memperkaya pemahaman mereka tentang pemikiran-pemikiran para ulama Jawi Indonesia di Mesir yang hidup berabad-abad yang lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement