Kamis 08 Apr 2021 06:46 WIB

AS Pulihkan Bantuan Ekonomi untuk Palestina

AS akan mengucurkan 235 juta dolar AS untuk Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Sabra dan Shatila refugee Kamp Pengungsi Palestina di Beirut Lebanon, Februari 2018.
Foto: dreamstime.com
Sabra dan Shatila refugee Kamp Pengungsi Palestina di Beirut Lebanon, Februari 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memulihkan bantuan finansial untuk Palestina. Washington mengumumkan akan mengucurkan 235 juta dolar AS. Sebanyak 150 juta dolar AS di antaranya bakal dialokasikan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, negaranya bakal memulai kembali bantuan ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Bantuan ekonomi dan pembangunan sebesar 75 juta dolar AS bakal disalurkan ke Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Baca Juga

Dana sebesar 10 juta dolar AS untuk program pembangunan akan turut disalurkan melalui Badan Pembangunan Intenasional AS (USAID). Sementara 150 juta dolar AS bakal disumbangkan kepada UNRWA.

Blinken mengungkapkan AS juga akan melanjutkan program bantuan keamanan penting. "Semua bantuan akan diberikan sesuai dengan hukum AS. Bantuan ekonomi termasuk dukungan untuk pemulihan usaha kecil dan menengah dari efek Covid-19; dukungan untuk rumah tangga yang membutuhkan untuk mengakses kebutuhan dasar manusia, seperti sebagai makanan dan air bersih; dan bantuan untuk masyarakat sipil Palestina," kata Blinken, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Rabu (7/4).

Blinken mengungkapkan, sebagian dari pendanaan ini akan mendukung Jaringan Rumah Sakit Yerusalem Timur. Sebab mereka terus memberikan perawatan yang diperlukan bagi warga Palestina. "Dana ini merupakan tambahan dari 15 juta dolar AS dalam bantuan kemanusiaan untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan kerawanan pangan yang diumumkan AS pada Maret," ujarnya.

Dia mengatakan, AS juga melanjutkan dukungan untuk UNRWA. Hal itu diharapkan dapat membantu badan tersebut untuk mempertahankan layanan dasar dan vital bagi pengungsi Palestina di Lebanon, Yordania, Suriah, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Blinken menyebut bantuan luar negeri AS untuk rakyat Palestina melayani kepentingan dan nilai penting negaranya. Hal itu juga sejalan dengan nilai dan kepentingan sekutu serta mitra AS. "AS berkomitmen memajukan kemakmuran, keamanan, dan kebebasan bagi warga Israel dan Palestina dengan cara yang nyata dalam waktu dekat, yang penting dalam haknya sendiri, tetapi juga sebagai sarana untuk maju menuju solusi dua negara yang dinegosiasikan," ucapnya.

Pada era pemerintahan mantan presiden Donald Trump, AS menyetop kontribusi atau bantuan untuk UNRWA. Selain itu, Trump pun menghentikan bantuan USAID untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza. Langkah-langkah itu dipandang secara luas sebagai cara untuk menekan kepemimpinan Palestina agar bersedia terlibat dalam pembicaraan damai dengan Israel.

Setelah AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017, Palestina memutuskan mundur dari perundingan damai yang dimediasi Washington. AS dianggap sudah tidak lagi menjadi mediator yang netral karena memihak pada kepentingan politik Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement