Kamis 08 Apr 2021 05:54 WIB

ICP Melesat ke 63,50 Dolar AS per Barel

Kenaikan harga didorong keputusan OPEC Plus lanjutkan pemotongan produksi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Kilang minyak di Midland, Texas, Amerika Serikat.
Foto: AP News
Kilang minyak di Midland, Texas, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Maret 2021 naik 5,2 persen atau sebesar 3,14 dolar AS menjadi 63,50 dolar AS per barel dibandingkan harga bulan Februari 2021 sebesar 60,36 dolar AS per barel. Kenaikan ini merupakan dampak dari optimisme pasar atas aktifitas ekonomi di seluruh dunia dan membaiknya permintaan minyak mentah yang didukung dengan pengaturan pasokan minyak mentah yang efektif. Faktor tersebut yang mengerek harga minyak mentah di pasar internasional selama bulan Maret 2021.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Maret 2021 ditetapkan sebesar 63,50 dolar AS per barel," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengutip Kepmen ESDM Nomor 64.K/MG.03/MEM.M/2021, di Jakarta, Rabu (7/4).

Harga minyak mentah utama Indonesia jenis Sumatran Light Crude (SLC) bulan Maret 2021 juga naik menjadi 64,06 dolar AS per barel, dari harga sebelumnya di bulan Februari 61,42 dolar AS per barel.

Secara terpisah, Tim Harga Minyak Indonesia menyebut selain optimisme pasar dan membaiknya permintaan minyak mentah, kenaikan harga minyak di pasar internasional juga dipengaruhi kesepakatan OPEC Plus untuk melanjutkan pemotongan produksi hingga Bulan April 2021 dan tingkat kepatuhan OPEC Plus pada bulan Februari 2021 mencapai 113 persen.

"Selain itu, disetujuinya Paket Stimulus AS sebesar 1,9 triliun dolar AS yang diproyeksikan akan meningkatkan ekonomi AS dan ekonomi global pada umumnya," kata Tim Harga Minyak Indonesia.

Merujuk kepada publikasi International Energy Agency (IEA) bulan Maret 2021, disebutkan bahwa permintaan minyak mentah global di Tahun 2021 diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 juta barel per hari.

Masih menurut IEA, pasokan minyak mentah global di bulan Februari 2021 turun sebesar 2 juta barel per hari akibat cuaca dingin yang ekstrim di AS dan Arab Saudi melakukan tambahan pemotongan produksi sebesar 1 juta barel per hari.

Kemudian OPEC pada bulan Maret 2021 juga merilis pernyataanya bahwa proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2021 naik sebesar 0,22 juta barel per hari dari 96,05 juta barel per hari menjadi sebesar 96,27 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Penyebab kenaikan lainnya adalah berdasarkan publikasi US Energy Information Administration (EIA) bulan Maret 2021, stok gasoline AS turun sebesar 13 juta barel menjadi 230,5 juta barel dibandingkan stok di bulan Februari 2021.

"Terakhir, jumlah rig di AS mengalami penurunan untuk pertama kalinya sejak bulan November 2020," jelas Tim Harga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement