Rabu 07 Apr 2021 19:50 WIB

Kemenperin Pacu Industri Alat Berat Berdaya Saing

Kompetensi karyawan perusahaan sebagai salah satu aset penting harus diperhatikan

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja mencoba kendaraan pertanian
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pekerja mencoba kendaraan pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu industri alat berat semakin berdaya saing dengan memfasilitasi sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satu langkah strategisnya yakni melalui penyelenggaraan Program Pendidikan Setara Diploma I bidang Manufaktur Alat Berat.

Beberapa waktu lalu, Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin dan PT Komatsu Indonesia telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pelaksanaan program pendidikan vokasi tersebut. Kerja sama ini bersifat tailor made, diselenggarakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri.

“Pelaksanaan program ini pada 2021 telah memasuki angkatan kedua,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan di Jakarta, Rabu (7/4). Sebelumnya pada 2020, sebanyak 19 peserta telah menyelesaikan satu tahun program up skilling atau peningkatan kompetensi karyawan dari hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan PT Komatsu Indonesia.

“Upaya ini merupakan bentuk komitmen BPSDMI dalam mendukung dan mengembangkan SDM berkualitas. Sekaligus berdaya saing bagi industri alat berat,” tegasnya. 

Apalagi, industri alat berat merupakan sektor yang berperan strategis dalam mendukung pembangunan sektor konstruksi dan pertambangan di dalam negeri. Hal ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional.

Berdasarkan proyeksi Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri bakal meningkat hingga 30 persen pada 2021 atau mencapai 4.500 sampai 5.000 unit. Potensi ini dikarenakan meningkatnya aktivitas sektor konstruksi dan agro seiring pertumbuhan proyek infrastruktur dan utilisasi program biodiesel. Pada 2020, produksi alat berat dalam negeri mencapai 3.400 unit.

Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia Pratjojo Dewo Sridadi menyampaikan, pihaknya bertekad menciptakan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan teknologi saat ini.“Dengan dukungan BPSDMI serta Politeknik STMI Jakarta, kami berharap dapat memberikan berkontribusi besar bagi kemajuan industri alat berat di Indonesia,” tuturnya.

Setiap tahunnya, PT Komatsu Indonesia membutuhkan tenaga kerja sebanyak 600 orang per tahun, dengan minimal lulusan SMK. Peserta program kerja sama ini akan melaksanakan perkuliahan yang berbasis dual system (sistem ganda), di mana perkuliahan diselenggarakan dengan kombinasi teori dan praktik di ruang kelas maupun workshop kampus Politeknik STMI Jakarta serta pelaksanaan kerja langsung di Pabrik PT Komatsu Indonesia.

“Dapat dipastikan jika peserta yang lulus dari program ini akan memiliki kompetensi yang baik untuk meningkatkan produktivitas bagi perusahaan,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan. Pada 2020, BPSDMI Kemenperin telah memfasilitasi18 kelas program setara Diploma Satu untuk 607 peserta D1 di 10 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota.

“Melihat pentingnya industri alat berat ini dalam rantai perekonomian Indonesia, maka kompetensi karyawan perusahaan sebagai salah satu aset yang terpenting harus diperhatikan,” ujar Iken. Program Pendidikan Setara Diploma I Manufaktur Alat Berat ini ditujukan untuk memberikan pemahaman ilmu dasar mengenai teknik industri khususnya manufaktur serta sebagai bentuk orientasi dari perusahaan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement