Rabu 07 Apr 2021 16:32 WIB

Menengok Hari Pertama PTM di SDN Palmerah 03 Pagi

Sebagian orang tua siswa masih ada yang belum setuju anaknya sekolah tatap muka.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Yudha Manggala P Putra
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Palmerah 03 Pagi, Jakarta Barat, Rabu (7/4). Pada hari pertama kegiatan tersebut diikuti oleh para siswa kelas 5 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Palmerah 03 Pagi, Jakarta Barat, Rabu (7/4). Pada hari pertama kegiatan tersebut diikuti oleh para siswa kelas 5 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai dilakukan pada 85 sekolah yang tersebar di Jakarta, Rabu (7/4). Puluhan sekolah itu terdiri dari tiap jenjang pendidikan, mulai SD, SMP, dan SMA/SMK.

Salah satunya adalah SDN Palmerah 03 Pagi, Jakarta Barat. Para peserta didik yang mengikuti pembelajaran tatap muka hari pertama merupakan siswa kelas 5.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, jalan menuju gedung sekolah terbagi menjadi dua dengan diberi pembatas tali. Sehingga mobilitas orang yang hendak masuk dan keluar sekolah terpisah.

Kemudian, saat tiba di gerbang sekolah, guru terlebih dahulu mengecek suhu tubuh siswa dan tenaga pendidik lainnya dengan menggunakan thermo gun. Setelah itu, mereka diarahkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir di dekat pintu gerbang.

Tempat cuci tangan tersebut dioperasikan dengan menginjak dua pedal yang terdapat di bawah wastafel. Sehingga mengurangi potensi siswa maupun guru untuk menyentuh benda tersebut.

Selain itu, tempat cuci tangan juga tersedia di setiap lorong kelas pada gedung sekolah dengan tinggi empat lantai tersebut. Sistem pengoperasiannya pun serupa, yakni menginjak pedal pada wastafel.

Pihak sekolah pun membedakan akses tangga yang bakal digunakan para siswa dan guru. Sehingga tangga yang digunakan untuk naik menuju dan turun dari ruang kelas berbeda. Setiap anak tangga pun telah diberi tanda panah naik maupun turun.

Dalam satu ruang kelas pun hanya diisi 50 persen dari kapasitas sebenarnya. Saat uji coba hari pertama itu terdapat dua ruang kelas yang digunakan. Masing-masing kelas diisi sebanyak 11 dan 10 siswa.

Sementara itu, para siswa juga diwajibkan mengenakan masker selama mengikuti kegiatan belajar mengajar dan saat berada di lingkungan sekolah. Adapun siswa yang menjalani pembelajaran tatap muka di sekolah terdiri dari kelas 4, 5, dan 6.

Kepala Sekolah SDN Palmerah 03 Pagi Elly Herawati mengatakan, selain menyiapkan sarana dan prasarana, pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan para orang tua murid sebelum menggelar uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah. Menurut dia, ada orang tua yang setuju dan tidak dengan pelaksanaan uji coba tersebut.

"Pertama, kita adakan pertemuan (melalui) Zoom dulu dengan orang tua (murid), karena ada orang tua yang setuju dan ada yang tidak," ujarnya saat ditemui di lokasi.

Dia mengungkapkan, sebagian besar orang tua murid kelas 5 dan 6 setuju dan mendukung uji coba tersebut. Namun, kata dia, orang tua murid kelas 4 justru banyak yang menolak dengan alasan takut penyebaran Covid-19.

"Yang setuju, kelas 5, 6 juga semua, kelas 4 yang masih agak rawan, agak takut, karena ada yang ortu-nya dagang itu takut, 'siapa yang mau anter' katanya. Jadi lebih baik (belajar) di rumah saja," jelas dia.

Dalam kesempatan sama, Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto pun meminta peran orang tua terkait sosialisasi penerapan protokol kesehatan kepada masing-masing anak. Menurut dia, hal ini sangat penting.

"Peran orang tua murid wajib, mereka punya peran penting untuk sosialisasikan protokol kesehatan kepada anak-anaknya," tutur Uus.

"Mudah-mudahan seluruh orang tua perhatikan anak-anak sehingga anak-anak bisa belajar baik, nyaman dan sehat, agar target program ini berjalan baik," imbuhnya.

Dia, menambahkan, terdapat 13 sekolah di Jakarta Barat yang terlibat dalam uji coba pembelajaran tatap muka. Uus memastikan, sekolah-sekolah tersebut telah mengikuti serta lolos sejumlah tahapan asesmen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement