Rabu 07 Apr 2021 16:05 WIB

Sekolah Diminta Jujur Soal Kesiapan Tatap Muka

Sekolah diharap memberikan informasi utuh ke orang tua siswa soal kesiapan PTM.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
PERSIAPAN SEKOLAH TATAP MUKA DI JAKARTA Karyawan mengisi ulang sabun cair di wastafel Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka sejumlah sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk dijadikan percontohan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan pada bulan Juli 2021.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
PERSIAPAN SEKOLAH TATAP MUKA DI JAKARTA Karyawan mengisi ulang sabun cair di wastafel Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka sejumlah sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk dijadikan percontohan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan pada bulan Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendorong sekolah untuk jujur dan terbuka soal kesiapan menggelar pembelajaran tatap muka.  Jangan sampai uji coba PTM dilakukan padahal sarana pendukung protokol kesehatan dan daftar periksanya belum dipenuhi.

P2G pun mendorong sekolah memberikan informasi yang utuh kepada orang tua terkait kondisi sekolah, sampai kepada SOP yang sudah dibuat, dan perkembangan vaksinasi guru dan tenaga kependidikan. Sebab, orang tua merupakan penentu siswa boleh ikut sekolah tatap muka atau tetap di rumah melakukan pembelajaran jarak jauh.

"Semua data tersebut mesti disampaikan pada orang tua siswa, sehingga orang tua betul-betul memperoleh informasi yang utuh dari sekolah, sehingga mereka memutuskan dengan penuh pertimbangan," kata Koordinator P2G, Satriwan Salim, Rabu (7/4).

Pihaknya juga berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan kembali agar pemerintah daerah dan sekolah mengisi daftar periksa kesiapan tatap muka, serta sudah dipantau langsung di lapangan. Hal itu mengingat masih lambannya pengisian daftar periksa oleh sekolah yang melakukan uji coba tatap muka.

"Mengingat lambannya pengisian daftar periksa. Hingga 7 April 2021, sekolah yang mengisi baru 52,87 persen atau 282.940 sekolah. Sementara itu, sekolah yang belum merespons sebanyak 252.210," kata Satriwan.

Baca juga : Senyum Yuliana pada Hari Pertama Uji Coba Sekolah Tatap Muka

P2G juga mendorong para Kepala Sekolah dan Yayasan, segera mengalokasikan dan membelanjakan Dana BOS untuk memenuhi syarat Daftar Periksa, melengkapi sarana prasarana pendukung protokol kesehatan. Hal ini penting agar ketika uji coba PTM dilakukan, sekolah betul-betul sudah siap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement