Rabu 07 Apr 2021 15:21 WIB

WHO Pelajari Data Terkini Soal Vaksin AstraZeneca

WHO masih menilai manfaat vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya

Vaksin AstraZeneca
Foto: Republika
Vaksin AstraZeneca

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempelajari secara cermat data terkini mengenai vaksin AstraZeneca. Hal ini sehubungan dengan laporan kasus pembekuan darah di kalangan penerima vaksin AstraZeneca

Direktur urusan peraturan WHO, Rogerio Gaspar berharap tidak akan ada alasan untuk mengubah penilaiannya bahwa manfaat vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya.

Baca Juga

Pejabat senior Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) menyebutkan terdapat "kaitan" yang jelas antara vaksin COVID -19 AstraZeneca dan kasus pembekuan darah di otak yang sangat langka, meski penyebab langsung pembekuan itu masih belum diketahui.

EMA mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan tinjauan vaksin dan berharap dapat mengumumkan temuan mereka pada Rabu atau Kamis. Gaspar menuturkan WHO berharap dapat memperoleh penilaian baru pada Rabu atau Kamis, setelah pertemuan kelompok penasihat keamanan vaksin mereka.

Namun, dia tidak yakin akan ada alasan untuk mengubah rekomendasinya bahwa manfaat vaksin COVID AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya."Apa yang dapat kami katakan adalah penilaian yang kami dapat saat ini dan yang sedang dipertimbangkan oleh para ahli bahwa penilaian antara manfaat dan risiko vaksin itusebagian besar masih positif," katanya saat konferensi pers di Jenewa.

"Kami terus melihat sejumlah insiden, yang menjadi peristiwa langka yang menghubungkan trombositopenia dengan kasus tromboemboli dan peristiwa-peristiwa itu kini masuk ke dalam kategori perihal diagnostik, perihal populasi, perihal distribusi dalam populasi," katanya.

Menurut Gaspar, WHO kini sedang berkomunikasi dengan berbagai komite pakar kawasan dan nasional yang akan memutuskan status regulasi vaksin tersebut. "Untuk saat ini belum ada bukti bahwa penilaian manfaat-risiko untuk vaksin (AstraZeneca) perlu diubah," katanya.

Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah, di bawah nilai normal. Trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan saat terjadi luka atau kerusakan di pembuluh darah. Sementara tromboemboli adalah keadaan ketika gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah jauh di dalam tubuh.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement