Rabu 07 Apr 2021 14:09 WIB

Banjir NTT: 117 Wafat dan 76 Orang Masih Hilang

Korban meninggal akibat banjir di NTT dan NTB bertambah jadi 119 orang

Warga berjalan menuju tempat pengungsian akibat banjir bandang di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 5 April 2021.
Foto: Anadolu Agency
Warga berjalan menuju tempat pengungsian akibat banjir bandang di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 5 April 2021.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban tewas akibat banjir di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat bertambah menjadi 119 orang hingga Selasa malam (6/4).

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menuturkan 117 orang di antaranya merupakan korban akibat banjir bandang di NTT, sedangkan dua orang lainnya merupakan korban banjir di NTB.

Sementara itu, sebanyak 76 orang lainnya masih berstatus hilang di sejumlah wilayah di Kabupaten Lembata, Flores Timur, dan Alor di NTT.

“Upaya pencarian korban masih terkendala karena alat berat yang ada walaupun sudah disiapkan tapi belum bisa dikirim ke tujuan, terutama di Adonara dan Alor,” kata Doni dalam konferensi pers virtual, Selasa malam seperti dilansir Anadolu Agency.

BNPB, kata Doni, akan mengerahkan enam helikopter karena beberapa kawasan belum bisa dijangkau olah transportasi darat maupun laut.

Sementara itu, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir bandang, longsor dan gelombang pasang yang terjadi di wilayahnya mulai 4 sampai 17 April 2021.

Lembata merupakan satu dari delapan kabupaten di NTT yang terdampak parah akibat banjir, longsor dan gelombang pasang yang dipicu oleh siklon tropis Seroja.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan siklon tropis Seroja ini merupakan peristiwa yang langka dan baru pertama kali terjadi di Indonesia.

Faktor yang mengakibatkan terbentuknya bibit siklon seroja salah satunya yakni suhu muka laut yang semakin hangat, mencapai lebih dari 26,5 derajat hingga 29 derajat Celcius, di wilayah Samudera Hindia.

Menurut BMKG, hal ini merupakan bukti nyata bahwa perubahan iklim global terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement