REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan menyiapkan paket pangan bersubsidi pada bulan Ramadhan nanti. Keluarga penerima manfaat (KPM) nantinya bisa membeli paket dengan harga Rp 50 ribu, setelah disubsidi pemerintah.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, paket pangan bersubsidi yang akan disalurkan pada bulan Ramadhan ini merupakan realisasi janji wali kota dan wakil wali kota. Menurut dia, rencananya disiapkan 50 ribu paket pangan. “Untuk 50 ribu KPM di 30 kecamatan,” ujar dia di Balai Kota Bandung, Selasa (6/4).
Menurut Elly, paket itu berisi lima kilogram beras premium, dua kilogram gula pasir, dua liter minyak goreng, satu kilogram terigu, serta satu kaleng kornet. Ia mengatakan, harga paket ini Rp 150 ribu. Namun, ada subsidi dari pemerintah sebesar Rp 100 ribu.
Dengan begitu, KPM bisa membelinya seharga Rp 50 ribu. Ia mengatakan, paket ini nantinya disalurkan ke kantor kelurahan dan kecamatan. “Mudah-mudahan memberikan manfaat,” kata Elly.
Sementara itu, terkait harga bahan pangan menjelang bulan Ramadhan, Elly mengatakan, ada komoditas yang harganya naik, ada juga yang turun. Berdasarkan pantauan dinasnya, kata dia, komoditas yang harganya turun, antara lain cabai rawit merah.
Elly menjelaskan, harga cabai rawit merah ini sebelumnya sempat menembus Rp 120 ribu per kilogram. Saat ini disebut berkisar Rp 80 ribu-100 ribu. Menurut dia, penurunan harga ini dipengaruhi masa panen raya di daerah produsen cabai rawit merah.
Selain cabai rawit merah, harga bawang merah juga disebut turun menjadi sekitar Rp 32 ribu per kilogram. Sementara harga daging sapi kini disebut berkisar Rp 120 ribu-125 ribu per kilogram. Menurut Elly, harga eceran tertinggi (HET) daging sapi ini Rp 120 ribu. “Kenaikan relatif masih wajar,” kata dia.
Harga daging ayam pun disebut mulai naik, kini berkisar Rp 35 ribu-40 ribu per kilogram. Adapun telur ayam harganya berkisar Rp 21 ribu-23 ribu per kilogram. Elly memastikan menjelang Ramadhan ini stok komoditas bahan pangan masih terbilang aman. “Aman dan tersedia,” ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
