Rabu 07 Apr 2021 02:46 WIB

Seberapa Bahayanya Varian Covid-19 India?

Para ilmuwan sedang menyelidiki apakah ini mungkin kasus mutasi E484Q.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pada akhir Maret, Pusat Pengendalian Penyakit (NCDC) Nasional India, divisi dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, mengumumkan bahwa varian baru “mutan ganda’ telah diidentifikasi. Dimana, sampel air liurnya diambil dari orang-orang di Maharashtra, Delhi, dan Punjab.

Hal ini terjadi setelah bulan lonjakan kasus Covid-19 di seluruh India, dengan banyak negara memberlakukan kembali jam malam, pembatasan, dan langkah-langkah lockdown.

Dilansir laman Aljazirah, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga mengatakan, varian "mutan ganda" baru ini belum ditemukan dalam jumlah yang cukup untuk menjelaskan peningkatan kasus Covif-19 di seluruh negeri. Diperkirakan, hal itu terjadi karena pertemuan publik yang besar seperti pernikahan, pembukaan gedung bioskop dan pusat kebugaran, serta demonstrasi politik besar-besaran di Benggala Barat di mana pemilihan akan segera diadakan.

Namun demikian, ini merupakan variant of concern (VOC) dan sedang dipantau secara ketat. Pengurutan genom yang dilakukan oleh konsorsium 10 laboratorium di India, yang disebut Konsorsium SARS-CoV-2 India untuk Genomik (INSACOG), telah mengidentifikasi dua mutasi penting dalam varian baru, memberinya gelar malang "mutan ganda".

Pertama, mutasi E484Q, yang mirip dengan mutasi E484K yang teridentifikasi pada varian Brazil dan Afrika Selatan, dapat mengubah bagian protein lonjakan virus Corona. Protein lonjakan tersebut membentuk bagian dari lapisan luar virus Corona dan inilah yang digunakan virus untuk melakukan kontak dengan sel manusia, mengikatnya, lalu masuk dan menginfeksinya.

Vaksin yang telah dirancang membuat antibodi yang secara spesifik menargetkan lonjakan protein virus. Kekhawatirannya yakni, jika mutasi mengubah bentuk protein lonjakan secara signifikan, maka antibodi mungkin tidak dapat mengenali dan menetralkan virus secara efektif. Para ilmuwan sedang menyelidiki apakah ini mungkin kasus mutasi E484Q.

Yang kedua merupakan mutasi L452R, yang juga ditemukan dalam varian yang dianggap bertanggung jawab atas wabah di California.  Ilmuwan percaya, mutasi ini meningkatkan kemampuan protein lonjakan untuk mengikat sel inang manusia, sehingga meningkatkan infektivitasnya.  Studi tersebut juga menyarankan mutasi ini dapat membantu virus menghindari antibodi penetral yang dapat dihasilkan oleh vaksin dan infeksi sebelumnya, meskipun hal ini masih diselidiki.

Kombinasi kedua mutasi ini memang akan membuat varian tersebut menjadi perhatian jika menjadi varian dominan di seluruh India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement