Selasa 06 Apr 2021 18:28 WIB

BNPB: Warga Terdampak NTT Harus Dapat Pertolongan Maksimal

Pertolongan maksimal harus diberikan ke warga terdampak baik luka ringan maupun berat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jendral TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo melakukan peninjauan pasca bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada selasa (6/4). Doni meminta para korban terdampak harus segera mendapatkan pertolongan.
Foto: istimewa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jendral TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo melakukan peninjauan pasca bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada selasa (6/4). Doni meminta para korban terdampak harus segera mendapatkan pertolongan.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBATA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jendral TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo melakukan peninjauan pasca bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada selasa (6/4). Doni meminta para korban terdampak harus segera mendapatkan pertolongan.

Dalam kunjungannya, Doni Monardo sempat berbincang kepada para warga yang terdampak langsung untuk menanyakan beberapa kebutuhan darurat yang sangat diperlukan bagi warga sekitar. Doni menegaskan bahwa para warga yang terdampak harus mendapatkan pertolongan secara maksimal.

"Memastikan mereka yang menderita luka ringan atau berat mendapatkan perawatan kesehatan yang maksimal" kata Doni seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/4).

Perlu diketahui, Kabupaten Lembata termasuk lokasi yang mengalami dampak dengan kategori berat. Kondisi pemukiman yang berada di bawah bukit menjadi salah satu pemicu besarnya dampak yang terjadi. Cuaca ekstrem Siklon Tropis Seroja menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di lokasi tersebut.

Akses jalan sempat terputus akibat banyak batu besar dan material yang terbawa saat longsor. Rombongan Doni juga sempat meninjau dapur umum serta kondisi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba.

Penerapan protokol kesehatan dalam penanganan korban juga menjadi perhatian penting untuk bertujuan menekan angka penularan Covid-19. Ia menambahkan, BNPB sudah mengerahkan tiga helikopter.

Dua Helikopter ini berjenis Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton, heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton, dan heli EC-115 dengan kapasitas dua belas seats.

Dua helikopter difungsikan untuk menjangkau distribusi logistik di beberapa desa yang terisolir pasca terputusnya akses diakibatkan longsor, satu helikopter lainnya untuk mengakomodir para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan. Selain itu, helikopter juga mengangkut para tenaga medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menambahkan, titik pengungsian di Kabupaten Lembata ada tujuh titik yaitu di aula kantor lurah Lewoleba Timur, aula kantor lurah Lewoleba Tengah, Aula kantor lurah Selandoro, aula kantor lurah Lewoleba Tengah, Aula kantor Kecamatan Nubatukan, aula kantor BKDSDM, aula kantor Kecamatan Ile Ape Timur dan SMP Negeri 1 Ile Ape Timur.

Untuk penanganan bencana ini, pihaknya melakukan koordinasi dengan TNI-Polri, Kementrian Kesehatan, Kementrian Sosial, Kementrian PUPR, Gubernur NTT, Bupati Flores Timur, BPBD Flores Timur, dan tim gabungan lainnya untuk segera menambah alat berat guna proses evakuasi terhadap korban yang tertimbun lumpur. Disamping itu penyediaan bahan logistik dan non logistik juga sudah terdistribusi di beberapa lokasi terdampak. 

"Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo, untuk melakukan percepatan penanganan darurat banjir bandang di wilayah NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB)," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement