Selasa 06 Apr 2021 17:07 WIB

BNPB ralat jumlah korban meninggal banjir NTT jadi 86 orang

BNPB ralat jumlah korban karena ada data korban hilang yang terhitung sebagai korban.

Sejumlah bangunan rusak akibat banjir bandang di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia pada 5 April 2021. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mengatakan setidaknya 80 orang meninggal akibat banjir bandang di Flores Timur dan Lembata.
Foto: Anadolu Agency
Sejumlah bangunan rusak akibat banjir bandang di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia pada 5 April 2021. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mengatakan setidaknya 80 orang meninggal akibat banjir bandang di Flores Timur dan Lembata.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meralat jumlah korban meninggal akibat banjir di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi 86 orang hingga Selasa sekitar pukul 14.00 WIB.

Sebelumnya, BNPB melaporkan ada 128 korban meninggal akibat banjir yang dipicu oleh siklon tropis Seroja ini.

Kepala Pusat Data, Humas, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan perubahan angka tersebut karena ada data korban hilang yang terhitung sebagai korban meninggal.

“Khususnya di Kabuapaten Lembata, mohon maaf sekali lagi. Ini tentu akan muncul pertanyaan masalah data tapi kita tetap berusaha memberi data cepat dan verified ini yg harus kami lakukan. Ini yang terakhir kami dapatkan dan telah diverifikasi,” kata Raditya dalam konferensi pers virtual pada Selasa (6/3) seperti dilansir Anadolu Agency.

BNPB juga mencatat 98 orang hilang, 146 orang luka-luka, dan 2.683 jiwa terdampak.

Sementara itu, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Josef Nae Soi mengatakan proses evakuasi masih berlangsung hingga Selasa sore.

“Kemungkinan korban jiwa masih bisa bertambah. Masih korban yang tertimbun batu-batu besar, masyarakat tidak bisa gulingkan batu-batu itu dan masih menunggu alat berat dan anjing pelacak,” kata Josef kepada Anadolu Agency.

Dia melanjutkan, sebagian desa yang sempat terisolasi sudah mulai bisa diakses untuk penyaluran bantuan.

Sebelumnya diberitakan, siklon tropis Seroja telah memicu bencana banjir, angin kencang, serta gelombang tinggi di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan siklon tropis ini merupakan peristiwa yang langka dan baru pertama kali terjadi di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement