Selasa 06 Apr 2021 16:04 WIB

Sri Mulyani Dorong Eksportir Manfaatka Akses Pembiayaan LPEI

Kementerian Keuangan memiliki mandat untuk melahirkan para eksportir baru.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank
Foto: http://www.indonesiaeximbank.go.id/
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan memiliki mandat untuk melahirkan para eksportir baru. LPEI memperbanyak para pengusaha untuk merasakan mandat tersebut, salah satunya eksportir briket arang kelapa, Hj Istikanah, yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah pameran kerja sama Kemenkeu dan Pemerintah Kabupaten Kendal beberapa lalu (25/3), Istikanah yang sudah berbisnis briket arang batok sejak sembilan tahun lalu itu menyampaikan terima kasihnya pada pemerintah.

Baca Juga

Sri Mulyani mengapresiasi kerja sama CV Indoarab Interprise dengan LPEI dan mengharapkan kesuksesan bisnis ekspor tersebut pada masa mendatang.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas program PKE LPEI, sehingga saya bisa menambah lapangan pekerjaan dan program PKE ini bisa bermanfaat juga untuk para UKM yang lainnya, karena PKE ini memang nyata manfaatnya,” ujar Istikanah yang juga Direktur CV Indoarab Interprise dalam keterangan resmi, Selasa (6/4).

Berkat dukungan LPEI melalui pendampingan, pelatihan, dan akses pembiayaan ekspor, Istikanah kini berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara, termasuk ke Timur Tengah.

“Kami punya produk briket arang kelapa dengan kualitas terbaik di dunia, hal ini berkat dukungan program LPEI, yang sangat membantu saya dalam mengembangkan usaha,” ucapnya.

Dia menuturkan, sebelum mendapat pendampingan LPEI, cukup kesulitan untuk melakukan ekspor. Kemudian ketika CV Indoarab Interprise mengikuti program Coaching Program for New Exporter (CPNE) dari LPEI pada 2020, Istikanah mengakui adanya peningkatan kinerja ekspornya. 

Selain itu, CV Indoarab Interprise juga mendapatkan Fasilitas Pembiayaan Penugasan Khusus Ekspor (PKE) senilai Rp 1,5 miliar yang mampu mendorong kenaikan ekspor hingga tujuh ton per bulan. Adapun dukungan pengelolaan bisnis dari LPEI juga terbukti bermanfaat, sehingga perusahaan yang ia kelola bisa memiliki relasi lebih luas. 

“Sampai saat ini, CV Indoarab Interprise telah mengekspor produknya hingga ke 10 negara tujuan ekspor,” ucapnya.

Menurutnya peningkatan tersebut seiring dengan semakin banyaknya permintaan dari pasar luar negeri, karyawan CV Indoarab Interprise yang bertambah. Saat ini tercatat 130 orang tenaga kerja yang sebagian besar ibu-ibu sekitar desa dan membantu proses pengemasan produk. 

“Daripada nganggur, apalagi sekarang kan pandemi, ibu-ibu sekitar saya kasih kerjaan untuk packing. Alhamdulilah. Program PKE LPEI sangat membantu saya. Berkat LPEI kini saya mau buka cabang pembakaran batok sendiri NTT,” ucapnya.

Dia pun mengajak UMKM di berbagai daerah untuk turut serta memanfaatkan program tersebut karena terbukti perusahaan yang dikelolanya mampu terus tumbuh, bisnis semakin berkembang, juga mampu menambah lapangan pekerjaan. 

“Perlu dijaga kualitas dan keunikan dari produk serta terus melihat perkembangan pasar. Selain itu, harus memiliki legalitas agar dapat mengakses pembiayaan. Tak kalah penting, untuk selalu konsisten dalam menjalankan bisnis, menjaga komitmen dengan pembeli,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement