Selasa 06 Apr 2021 10:40 WIB

Rupiah Menguat Seiring Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS

US treasury 10 year yield turun ke level 1,7 persen.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (6/4) pagi menguat seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (6/4) pagi menguat seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (6/4) pagi menguat seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat. Pada pukul 9.41 WIB, rupiah menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp 14.498 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.515 per dolar AS.

"US treasury 10 year yield turun ke level 1,7 persen di tengah pasar saham yang mencapai rekor tertinggi didukung oleh data ekonomi yang kuat serta rencana paket infrastruktur," tulis Tim Riset Mega Capital Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Kenaikan bursa saham AS didorong dua data ekonomi yang menunjukkan hasil di atas proyeksi. Rilis data ketenagakerjaan non pertanian atau non-farm payroll mencapai 916 ribu, di atas konsensus 675 ribu. Sementara itu, rilis data ISM Non-Manufacturing PMI AS pada Maret menunjukkan ekspansi yang lebih cepat yaitu 63,7, meningkat dari Februari 55,3 dan melebihi konsensus 59.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp 14.500 hingga Rp 14.550," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.

Pada Senin (5/4) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.515 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.525 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement