Selasa 06 Apr 2021 17:15 WIB

Varian Baru Corona 'E484K' Buat Perlindungan Vaksin Turun

Varian baru virus corona 'E484K' ditemukan di Jepang.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nora Azizah
Saat virus Covid-19 terus bermutasi, varian baru, yang dijuluki 'Eek' oleh para ilmuwan, kini telah muncul di Jepang.
Foto: CDC via AP, File
Saat virus Covid-19 terus bermutasi, varian baru, yang dijuluki 'Eek' oleh para ilmuwan, kini telah muncul di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Saat virus Covid-19 terus bermutasi, varian baru, yang dijuluki 'Eek' oleh para ilmuwan, kini telah muncul di Jepang. Di jepang mutasi E484K dikenal untuk mengurangi perlindungan vaksin, terdeteksi pada sekitar 70 persen pasien penyakit virus Covid-19 di rumah sakit Tokyo bulan lalu.

Dilansir dari hindustantimes.com, Selasa (6/4), mutasi E484K ditemukan pada sebanyak 10 dari 14 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo, pada bulan Maret lalu. Selama dua bulan, 12 dari 36 pasien Covid-19 membawa mutasi, tetapi tidak ada dari mereka yang baru-baru ini bepergian ke luar negeri atau melaporkan kontak dengan orang yang mengalaminya.

Baca Juga

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan ia akan memperluas langkah-langkah darurat yang diperlukan untuk menahan gelombang baru infeksi virus Covid-19 di tengah kekhawatiran penyebaran mutasi virus. 

"Semua kemungkinan sedang dipertimbangkan. Tidak masalah secara spesifik di mana, kami akan bertindak tanpa ragu jika diperlukan," kata dia.

Diketahui, varian virus Covid-19 telah muncul di seluruh dunia sejak tahun lalu.  Jepang saat ini bergulat dengan gelombang baru infeksi virus Covid-19, tren yang mengkhawatirkan menjelang Olimpiade Tokyo musim panas yang direncanakan pada Juli 2021.

Lalu, 355 infeksi baru dilaporkan di Tokyo, meskipun itu masih jauh di bawah puncak lebih dari 2.500 kasus pada bulan Januari.  Sebanyak 594 kasus penyakit virus Covid-19 baru dilaporkan di prefektur Osaka, sehari setelah rekor 666 kasus dikonfirmasi. Meskipun vaksinasi skala besar untuk populasi umum belum dimulai, para ahli kesehatan sangat khawatir tentang penyebaran strain mutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement