Selasa 06 Apr 2021 08:30 WIB

AS Selidiki Laporan Pelanggaran HAM di Tigray Ethiopia

AS prihatin dengan laporan tentang pembantaian di wilayah Tigray

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Pemandangan umum kamp pengungsi Umm Rakouba yang saat ini menampung orang-orang Tigray yang melarikan diri dari konflik di wilayah Tigray Ethiopia, di Qadarif, Sudan timur, Kamis, 26 November 2020. Perdana menteri Ethiopia mengatakan Kamis bahwa tentara telah diperintahkan untuk melanjutkan. ibu kota daerah Tigray yang diperangi setelah ultimatum 72 jamnya berakhir agar para pemimpin Tigray menyerah, dan dia memperingatkan setengah juta penduduk kota untuk tetap di dalam rumah dan melucuti senjata.
Foto: AP/Nariman El-Mofty
Pemandangan umum kamp pengungsi Umm Rakouba yang saat ini menampung orang-orang Tigray yang melarikan diri dari konflik di wilayah Tigray Ethiopia, di Qadarif, Sudan timur, Kamis, 26 November 2020. Perdana menteri Ethiopia mengatakan Kamis bahwa tentara telah diperintahkan untuk melanjutkan. ibu kota daerah Tigray yang diperangi setelah ultimatum 72 jamnya berakhir agar para pemimpin Tigray menyerah, dan dia memperingatkan setengah juta penduduk kota untuk tetap di dalam rumah dan melucuti senjata.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki laporan pelanggaran hak asasi manusia dan kekejaman di wilayah Tigray, Ethiopia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, AS sangat prihatin dengan laporan yang diangkat oleh CNN dan BBC tentang pembantaian di wilayah tersebut.

“Kami, tentu saja, mempelajari laporan-laporan ini. Kami telah mencatatnya dengan cermat dan kami akan terus memperhatikannya, "kata Price.

Baca Juga

"Kami mengutuk keras pembunuhan, pemindahan paksa, pelecehan seksual, pelanggaran hak asasi manusia lainnya yang telah dilaporkan oleh banyak organisasi," tambah Price.

Kementerian Luar Negeri Ethiopia mengatakan penyelidikan bersama dengan para ahli eksternal atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia akan segera dimulai. Price juga menyambut baik mundurnya pasukan Eritrea dari Tigray. Dia menyebut mundurnya pasukan Eritrea sebagai langkah maju yang penting dalam penurunan ketegangan di wilayah tersebut. Negara-negara G7 termasuk Amerika Serikat pada Jumat (2/4) menyerukan penarikan tentara Eritrea dengan cepat, tanpa syarat dan dapat diverifikasi, diikuti oleh proses politik yang dapat diterima oleh semua warga Ethiopia.

"Penarikan segera dan lengkap pasukan Eritrea dari Tigray akan menjadi langkah maju yang penting dalam mengurangi konflik dan memulihkan perdamaian dan stabilitas regional," kata Price.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement