Selasa 06 Apr 2021 08:23 WIB

Presiden Filipina Isaratkan Cina Permusuhan tak Diinginkan

Kehadiran ratusan kapal Cina di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina adalah noda

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
kehadiran ratusan kapal Cina di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina adalah sebuah
kehadiran ratusan kapal Cina di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina adalah sebuah "noda

Salvador Panelo, Penasihat Hukum Kepresidenan di Manila, mengatakan kehadiran ratusan kapal Cina di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina adalah sebuah "noda" yang dapat memicu permusuhan yang tidak diinginkan kedua negara. "Kami dapat bernegosiasi tentang masalah yang menjadi perhatian dan keuntungan bersama, tetapi jangan salah tentang itu - kedaulatan kami tidak dapat dinegosiasikan," kata Panelo dalam sebuah pernyataan.

Meski diplomat dan para jenderal militer Filipina telah mengkritik tindakan Cina, pernyataan Panelo merupakan kecaman paling keras yang keluar dari kantor Presiden Rodrigo Duterte, yang sejauh ini menunjukkan keengganannya menghadapi Cina.

Sebelumnya Duterte mengatakan, dengan menantang Cina berisiko memulai perang.

Protes diplomatik dari Filipina

Pada bulan lalu, Filipina mengajukan protes diplomatik atas kehadiran 220 kapal Cina di Whitsun Reef yang dipersengketakan, dan meyakini kapal diawaki oleh milisi. Kapal-kapal tersebut kini telah menyebar ke daerah lain di ZEE Filipina.

Panelo mengatakan, Filipina tidak akan dibutakan oleh gerakan kemanusiaan Cina di tengah pelanggaran hukum internasional dan hak kedaulatannya, merujuk pada vaksin COVID-19 yang disumbangkan oleh Cina.

Kedutaan besar Cina di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar. Cina mengklaim kapal-kapal itu berlindung dari laut yang ganas dan tidak ada milisi yang mengawakinya.

Senator oposisi Risa Hontiveros menuntut orang-orang Cina yang "keras kepala" segera meninggalkan ZEE Filipina. "Kami menghadapi pandemi dan kemudian Cina menyebabkan masalah (lain)," katanya (05/04).

Jepang dan Jerman bahas pertahanan Indo-Pasifik

Sementara itu, surat kabar Yomiuri melaporkan pada hari Senin (05/04), Jepang dan Jerman akan segera menggelar dialog "2 plus 2" secara online. Pembicaraan tersebut akan menjadi yang pertama bagi kedua negara, membahas strategi pertahanan kawasan Indo-Pasifik dalam menghadapi Cina.

Meski jadwal pastinya belum dikonfirmasi, harian Jepang menyebut kedua pihak sepakat bertemu secara virtual pada 16 April mendatang.

Kewaspadaan negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang meningkat lantaran Cina mengambil pendekatan kebijakan luar negeri yang semakin agresif di kawasan Indo-Pasifik.

Untuk pertama kalinya sejak 2002, kapal perang Jerman diperkirakan akan berlayar ke Asia menyeberangi Laut Cina Selatan pada Agustus 2021.

ha/as (Reuters)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement