Selasa 06 Apr 2021 03:05 WIB

Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus Bantu Suburkan Hutan

Ada dampak lain dari tabrakan asteroid selain memuskahkan dinosaurus.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid/ilustrasi
Foto: EPA
Asteroid/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asteroid yang memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun lalu ternyata tak hanya menghabisi hewan dengan ukuran besar tersebut. Benda luar angkasa itu dikatakan juga telah membuat hutan lebih subur dan lebat.

Hal itu terungkap dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal akademis Science. Studi tersebut meneliti fosil serbuk sari dan daun di Kolombia untuk menentukan bagaimana dampak asteroid yang memusnahkan dinosaurus hingga mempengaruhi kehidupan.

Baca Juga

Menurut The Washington Post, 45 persen dari semua tanaman lokal punah saat asteroid itu jatuh. Kemudian tanaman berbunga mengambil alih dan menjadikan hutan lebih lebat dari sebelumnya.

Bagaimana perubahan ini terjadi?  Ada beberapa kemungkinan. Salah satu gagasan yang dilontarkan para peneliti adalah bahwa asteroid itu sendiri meninggalkan abu.  Abu ini mungkin bisa menyebabkan tanah menjadi subur yang bisa menghasilkan lingkungan yang lebih baik untuk tanaman berbunga.

Kemungkinan ketiga yang dipertimbangkan oleh para peneliti berkaitan dengan dinosaurus itu sendiri.  Pohon seperti tumbuhan runjung diketahui telah menjadi sumber makanan utama bagi banyak dinosaurus herbivora. Dengan demikian, ada kemungkinan pola migrasi dinosaurus dan kebiasaan makan membantu mempertahankan struktur hutan yang sebelumnya terbuka.

Seperti diketahui, tabrakan asteroid memusnahkan lebih dari sekedar dinosaurus. Para ahli meyakini bahwa setidaknya 75 persen dari semua kehidupan di Bumi benar-benar musnah.

Asteroid itu secara umum dianggap sebagai penabrak Chicxulub yang membentuk kawah Chicxulub di tempat yang sekarang disebut Meksiko.  Dampak tersebut belum pernah terjadi sebelumnya, dan menyebabkan peristiwa kepunahan yang meluas ini. Pada gilirannya, peristiwa ini membuka jalan bagi peluang evolusi baru yang mengubah dunia selamanya.

"Sebuah bencana global yang melibatkan kepunahan massal menghasilkan dunia yang berbeda," jelas peneliti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement