Senin 05 Apr 2021 19:49 WIB

Perang Suku di Sudan Tewaskan 18 Orang

Kekerasan menyebar ke pemukiman-pemukiman lain di penjuru kota.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Peta wilayah Sudan.
Foto: africa-confidential.com
Peta wilayah Sudan.

REPUBLIKA.CO.ID, DARFUR -- Perang suku antara suku Arab dan non-Arab pecah di barat Darfur, Sudan. Petugas medis setempat mengatakan insiden yang terjadi pada akhir pekan ini menewaskan 18 orang.

Pada Senin (5/4) dokter dan mantan direktur medis rumah sakit Darfur Barat, Salah Seleh mengatakan bentrokan antara suku Arab Rizeigat dan Masalit di Genena pecah usai dua orang suku Masalit tewas. Ia mengatakan penyebab kematian dua orang itu belum diketahui.

Salah Saleh menambahkan kekerasan menyebar ke pemukiman-pemukiman lain di penjuru kota. Komite dokter Sudan di Darfur Barat mengatakan kekerasan yang berlanjut hingga Senin ini melukai setidaknya 54 orang.

Mereka menambahkan sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah ambulan dan melukai tiga petugas medis. Juru bicara pemerintah belum dapat dimintai komentar.

Juru bicara organisasi yang mengelola kamp pengungsi di Darfur, Adam Regal mengatakan kamp untuk pengungsi juga terkena tembakan yang menyebabkan sejumlah rumah terbakar. Ia memperlihatkan rekaman video yang memperlihatkan api dan asap hitam.

"Situasinya sangat sulit dan mengerikan," katanya.

Bentrokan ini menjadi tantangan bagi pemerintah transisi Sudan untuk mengakhiri pemberontakan yang sudah berlangsung puluhan tahun di Darfur. Bentrokan antar suku di Provinsi Darfur Barat dan Selatan pada awal tahun ini menewaskan sekitar 470 orang.  

PBB mengatakan kekerasan antar suku memaksa 120 orang mengungsi, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sekitar 4.300 orang menyeberang ke negara tetangga Chad.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement