Senin 05 Apr 2021 19:28 WIB

Dana Desa Diyakini Topang Keberhasilan Indonesia Emas 2045

Pembangunan infrastruktur desa di Indonesia sudah mulai ditopang program dana desa

Rep: amri amrullah/ Red: Hiru Muhammad
Petani mengembala kerbau melintasi jembatan pelangi di Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). Penyerapan anggaran Dana Desa di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) secara nasional hingga 8 Maret 2021 tersalurkan ke 23.096 desa dengan nilai Rp5,34 triliun, dari pagu anggaran Dana Desa untuk tahun anggaran 2021 sebesar Rp72 triliun.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Petani mengembala kerbau melintasi jembatan pelangi di Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). Penyerapan anggaran Dana Desa di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) secara nasional hingga 8 Maret 2021 tersalurkan ke 23.096 desa dengan nilai Rp5,34 triliun, dari pagu anggaran Dana Desa untuk tahun anggaran 2021 sebesar Rp72 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menjadi negara maju 2045, merupakan target pemerintah di 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Diantara capaian Indonesia emas 2045 adalah memajukan semua daerah dan seluruh desa di Indonesia.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meyakini salah satu, keberhasilan pembangunan desa dengan optimalisasi penggunaan dana desa. Ia mengakui saat ini, pembangunan berbagai infrastruktur desa-desa di Indonesia sudah mulai ditopang oleh program dana desa.

Mendes menekankan hal ini saat menjadi pembicara Seminar Blueprint Indonesia Emas pada Muktamar Pemikiran Dosen PMII secara virtual, Senin (5/4).“Pada gilirannya, tahun 2045 Indonesia Emas betul-betul bisa terwujud, yang salah satunya ditopang oleh keberhasilan pembangunan desa yang saat ini berjumlah 74.961 desa. Yang semuanya itu sudah ditopang oleh program dana desa yang sudah dimulai sejak kepemimpinan Pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia,” ujarnya.

Gus Menteri, sapaan akrabnya, mengatakan, pemanfaatan dana desa belakangan ini lebih cenderung pada tepat pemanfaatannya, namun masih banyak yang belum tepat sasaranya. Ia berharap, arah pembangunan desa yang ia rumuskan dalam SDGs Desa dapat memandu desa untuk dapat menggunakan dana desa dengan lebih tepat sasaran.

“Banyak success story (cerita sukses) dana desa. Misalnya di Maluku Utara, ada sebuah desa yang dalam kurun waktu empat tahun bisa memposisikan desa dari sangat tertinggal menjadi desa mandiri, dengan mengoptimalkan penggunaan dana desa tepat sasaran dan tepat pengelolaan,” ungkapnya.

Menurutnya, penggunaan dana desa akan tepat sasaran jika didasarkan pada permasalahan dan prioritas kebutuhan desa. Dengan begitu, lanjutnya, hasil pembangunan dari dana desa dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.

“Maka arahan Pak Presiden, dana desa ini agar pertama, dapat dirasakan kehadirannya oleh semua warga desa utamanya warga miskin. Kedua, dampak penggunaan dana desa harus bertumpu pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia,” katanya.

Dalam seminar tersebut Gus Menteri mengingatkan pentingnya pembangunan desa bagi keberhasilan pembangunan nasional. Sebab dari sisi kewilayahan saja, sebesar 91 persen kewilayahan Indonesia adalah wilayah desa, dan 43 persen penduduk Indonesia berada di desa.“Meskipun mikro, tapi kalau diakumulasi sangat berpengaruh pada kebijakan makro. Desa itu meskipun mikro, tapi jumlahnya mencapai 74.961 desa,” ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement