Senin 05 Apr 2021 08:31 WIB

Inggris Segera Buka Ekonomi dan Perjalanan Internasional

Inggris mengejar pemulihan usai memberikan suntikan vaksin AstraZeneca dan Pfizer

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memegang sebotol vaksin Pfizer BioNTech saat mengunjungi pusat vaksinasi COVID-19 di Batley, West Yorkshire, Inggris, Senin, 1 Febru
Foto: AP/Jon Super/AP Pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memegang sebotol vaksin Pfizer BioNTech saat mengunjungi pusat vaksinasi COVID-19 di Batley, West Yorkshire, Inggris, Senin, 1 Febru

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah memperbarui peta jalan penanganan pandemi Covid-19 dan berencana untuk membuka kembali perekonomian serta perjalanan internasional. Johnson akan melonggarkan pembatasan mulai pekan depan. 

Johnson mengatakan bahwa toko ritel, salon rambut dan kecantikan, serta restoran di luar ruangan dapat kembali dibuka pada 12 April. Sementara berdasarkan rencana saat ini, perjalanan internasional tidak akan dilanjutkan paling cepat hingga 17 Mei. 

Baca Juga

Pelonggaran aturan secara bertahap dibarengi oleh peningkatan ketersediaan pengujian, dan program vaksinasi yang masif. Semua orang di Inggris melakukan rapid test Covid-19 dua kali seminggu untuk mencegah wabah dan dapat segera menelusiri orang-orang yang tidak menunjukkan gejala.

“Karena kami terus membuat kemajuan yang baik dalam program vaksin kami dan dengan peta jalan kami untuk mengurangi pembatasan secara hati-hati, pengujian cepat yang teratur bahkan lebih penting untuk memastikan upaya tersebut tidak sia-sia,” kata Johnson.

Inggris dapat mengejar pemulihan setelah memberikan suntikan vaksin AstraZeneca dan Pfizer kepada lebih dari setengah populasi orang dewasa. Pembukaan kembali sekolah pada bulan Maret juga belum menyebabkan lonjakan kasus, meskipun ada peningkatan dalam pengujian.

Inggris menempati urutan kelima di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan India dalam jumlah kematian akibat virus corona. Inggris mencatat hampir 127 ribu kematian akibat Covid-19. 

Pandemi virus corona telah membuat perekonomian Inggris terguncang. Hampir semua sektor bisnis di Inggris terpukul oleh pandemi Covid-19. Pada 2020, produk domestik bruto turun 9,8 persen. Penurunan itu merupakan yang terbesar dalam lebih dari tiga abad dan salah satu kontraksi terdalam di dunia. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement