Senin 05 Apr 2021 00:18 WIB

AHY: Pihak KLB Harusnya Minta Maaf ke Jokowi

AHY mengatakan pihak yang melakukan KLB di Deli Serdang telah melakukan kegaduhan.

Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers, di sela kegiatan Gathering bersama struktural Partai Demokrat Jawa Tengah, yang dilaksanakan di Basecamp Mawar Gunung Ungaran, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (4/4) petang.
Foto: Republika/boeo pribadi
Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers, di sela kegiatan Gathering bersama struktural Partai Demokrat Jawa Tengah, yang dilaksanakan di Basecamp Mawar Gunung Ungaran, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (4/4) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai pihak-pihak yang telah menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang seharusnya meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo dan rakyat Indonesia. Sebab, pihak KLB telah melakukan kegaduhan.

"Mereka yang di sana yang seharusnya minta maaf karena sudah membuat gaduh, karena sudah mempertontonkan politik yang tidak berkeadaban," kata AHY saat konsolidasi dengan pengurus Partai Demokrat se-Jawa Tengah di Kabupaten Semarang, Ahad (4/4).

Baca Juga

Menurut dia, Partai Demokrat sudah menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah yang menolak pengesahan kepengurusan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Ia menilai negara sudah menegakkan hukum dengan seadil-adilnya.

Selain itu, lanjut dia, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan dirinya tidak pernah menuduh pimpinan negara ini berkaitan dengan konflik yang terjadi di dalam partai tersebut. "Justru sebaliknya, kami difitnah. Justru kami mengirim surat ke presiden karena ingin menjaga nama baik Kepala Negara agar jangan sampai dimanfaatkan," katanya.

 

Ia menilai perbuatan yang buruk jika Partai Demokrat diam saja dan tidak meminta klarifikasi."Kami tidak pernah menuding siapa pun. Meminta negara agar adil dan objektif bukan merupakan kejahatan, bukan kesalahan," katanya.

sumber : Antara, Bowo Pribadi
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement