Ahad 04 Apr 2021 17:04 WIB

Warga Bangun Jembatan Darurat Evakuasi Korban Banjir Flores

Jembatan darurat dibuat untuk mendukung proses evakuasi korban banjir bandang

Sejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Ahad (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada Ahad dini hari.
Foto: ANTARA/HO/BPBD Flores Timur
Sejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Ahad (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada Ahad dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Warga diWaiwerang, Kecamatan AdonaraTimur dan sekitarnya di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, secara bergotong-royong membangun jembatan darurat untuk mendukung proses evakuasi korban banjir bandang yang terjadi di daerah itu pada Ahad (4/4) dini hari WITA. 

"Jembatan darurat yang dibangun warga ini telah mempermudah evakuasi korban meninggal yang ditemukan untuk sementara ini sebanyak tiga orang," kata Camat Adonara Timur Damianus Wuran ketika dihubungi dari Kupang, Ahad (4/4).

Baca Juga

Ia mengatakan jembatan darurat dibangun warga setelah akses jembatan utama yang menghubungkan wilayah Waiwerang dengan Waiburak terputus total diterjang banjir bandang berupa aliran lumpur yang membawa serta kayu dan batu besar. Hingga saat ini, katanya, jumlah korban yang teridentifikasi untuk sementara sekitar enam orang. 

Tiga orang ditemukan meninggal dan tiga lainnya masih dalam proses pencarian. Upaya pencarian dan evakuasi korban, lanjut dia, saat ini terus berlangsung dengan mengandalkan tenaga manusia baik dari pemerintah daerah bersama warga.

Ia mengatakan belum ada dukungan alat berat untuk membantu pencarian karena persediaan yang terbatas. Sehingga diprioritaskan pada titik lain di Pulau Adonara yang juga mengalami bencana banjir dan tanah longsor yakni di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng.

"Jadi kita masih sesuaikan kondisi yang ada di lapangan meskipun memang pencarian korban sangat sulit pada area timbunan lumpur," katanya.

Ia mengatakan meski dengan keterbatasan fasilitas yang ada, upaya identifikasi dan pencarian masih terus berlangsung di lapangan. Para korban selamat yang hanya tersisa pakaian di badan, lanjut dia diberikan penanganan darurat berupa layanan kesehatan, makanan, tempat istirahat, dan sebagainya.

"Kita sudah koordinasi dengan puskesmas di Waiwerang untuk menyiagakan layanan kesehatan bagi para korban yang selamat," katanya.

Ia menambahkan dampak banjir bandang di daerah setempat memang cukup parah, selain menelan korban jiwa, banyak rumah yang rusak total, kendaraan, dan barang berharga lainnya hanyut dibawa banjir. Oleh karena itu Damianus mengatakan, pemerintah daerah tengah berupaya menangani korban yang terdampak melakui pembentukan posko untuk memastikan penanganan darurat bencana.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement