Ahad 04 Apr 2021 16:19 WIB

Pekan Depan IHSG Berpeluang Menguat

Optimisme pemulihan ekonomi menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang menguat pada perdagangan awal pekan bulan April.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang menguat pada perdagangan awal pekan bulan April.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang menguat pada perdagangan awal pekan bulan April. Optimisme pemulihan ekonomi Indonesia disebut menjadi salah satu sentimen positif bagi pelaku pasar. 

"Pemulihan ekonomi terjadi di banyak negara biarpun ancaman pandemi Covid-19 masih terjadi, termasuk di Indonesia," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Ahad (4/4). 

Pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021 cenderung berbentuk kurva V, menyusul membaiknya indikator perekonomian dan kemajuan penanganan pandemi Covid 19. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 mencatatkan rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir. 

Berbagai lembaga internasional seperti Bank Dunia, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Asian Development Bank (ADB) dan International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan Indonesia di level 4-4,8 persen, sejalan dengan target pemerintah 4,5-5,5 persen. 

Pemulihan ekonomi juga mulai terjadi di negara kawasan Eropa. PMI IHS Markit menunjukkan pabrik-pabrik zona euro tumbuh tercepat dalam hampir 24 tahun sejarah survei. Inflasi zona euro juga naik menjadi 1,3 persen pada Maret dari 0,9 persen di Februari. Pengangguran di Jerman pada Maret lalu juga mengalami penurunan.

Rilis data terbaru juga menunjukkan pemulihan ekonomi China yang solid. Keuntungan tahunan di perusahaan industri China naik dalam dua bulan pertama tahun 2021, ditopang rebound di sektor manufaktur negara dan kebangkitan luas dalam aktivitas ekonomi. 

Selain itu, Hans menambahkan,yield obligasi 10 tahun Amerika Serikat (AS) juga terlihat naik tipis. Kenaikan tidak lepas dari data yang menunjukkan kenaikan lapangan kerja AS periode Maret sebagai sinyal pemulihan ekonomi di negeri Paman Sam tersebut.

Pasar juga mencerna rencana Presiden Joe Biden yang ingin mengeluarkan anggaran sebesar 2 triliun dolar AS untuk pembuatan chip dan penelitian teknologi lainnya. Di sisi lain, rencana tersebut akan memicu kenaikan tarif pajak perusahaan dari 21 persen menjadi 28 persen untuk mendanai proyek tersebut. 

Hans mengatakan beberapa kalangan di Wall Street khawatir pajak perusahaan yang lebih tinggi dapat menimbulkan ancaman bagi pemulihan pendapatan perusahaan dan harga saham. "Pasar keuangan masih mencerna kenaikan pajak yang termasuk dalam rencana tersebut dan berpotensi menciptakan tekanan potensial bagi saham," terang Hans.

Dari dalam negeri, menurut Hans, aksi BPJS Ketenagakerjaan melakukan pengurangan porsi saham dan reksa dana bisa mengganggu kenaikan IHSG pekan ini. Meski demikian, IHSG awal pekan masih berpeluang menguat dengan support di level 5.892 sampai 5.700 dan resistance di level 6.066 sampai 6.170.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement