Ahad 04 Apr 2021 15:59 WIB

Pupuk Indonesia Mulai Bentuk Pasar Pupuk Nonsubsidi

Pupuk Indonesia menyebut bentuk pasar nonsubsidi lewat agro solution dan retail

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Pupuk Indonesia (Persero). PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan mulai membentuk pasar pupuk non subsidi lewat program agro solution dan retail management.
Foto: Pupuk Indonesia
PT Pupuk Indonesia (Persero). PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan mulai membentuk pasar pupuk non subsidi lewat program agro solution dan retail management.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan mulai membentuk pasar pupuk nonsubsidi lewat program agro solution dan retail management. Hal itu dinilai menjadi solusi yang tepat baik bagi perusahaan maupun petani yang membutuhkan dalam bercocok tanam.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, mengatakan, agro solution merupakan program pendampingan perseroan terhadap petani yang akan menggunakan pupuk nonsubsidi produksi Pupuk Indonesia. Itu agar hasil produksi yang diterima petani lebih besar dan berkualitas dengan dosis dan jenis pupuk yang digunakan.

Adapun retail management digunakan perseroan untuk memperkenalkan produk-produk pupuk non subsidi ke pasar. "Dasar pemikiran ini karena kita sama-sama tahu pupuk subsidi jumlahnya terbatas dan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, tidak hanya cukup dengan pupuk subsidi," kata Wijaya kepada Republika.co.id, Ahad (4/4).

Ia mengatakan, tujuan pupuk subsidi sejatinya bukan untuk meningkatkan produktivitas. Namun, lebih pada menjaga harga jual petani dan mempertahankan produksi agar tidak jatuh. Penyediaan pupuk subsidi selama ini juga dibuat sama rata seluruh daerah. Padahal, setiap daerah memiliki sifat tanah yang berbeda sehingga berbeda pula dalam kebutuhan pupuk.

Alokasi pupuk subsidi yang terbatas setiap tahunnya juga kerap kali membuat petani mengeluh. Karena itu, perseroan menilai perlunya peningkatan penggunaan pupuk non subsidi oleh petani namun disertai pendampingan agar modal yang lebih besar dikeluarkan petani memberikan hasil yang memuaskan.

"Jadi ini win-win solution buat petani dan perusahaan. Jadi petani tidak dilepas begitu saja memakai pupuk non subsidi sehingga daya beli bisa meningkat dan tidak akan ribut lagi kalau tidak dapat pupuk subsidi," kata Wijaya.

Adapun bagi perseroan, kata Wijaya, Pupuk Indonesia selama ini sudah terlalu nyaman dalam menjual produk subsidi. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya aksi korporasi dalam menjalankan bisnis pupuk non subsidi.

Hanya saja, Wijaya belum dapat menjelaskan lebih detail mengenai target penjualan pupuk nonsubsidi tahun ini. Adapun, penggunaan pupuk nonsubsidi yang dilakukan lewat program agro solution sejauh ini sudah seluas 11 ribu hektare.

"Kita memang belum terlalu gembar-gembor karena masih 11 ribu hektare itu kecil. Tapi segala sesuatu kan pasti harus dimulai dari yang kecil. Yang penting sekarang kita menyadarkan petani bercocok tanam yang baik tanpa bergantung pada pupuk subsidi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement