Ahad 04 Apr 2021 06:03 WIB

Mengenal Masjid Artistik Berselimut Tulisan Asmaul Husna

Masjid Artistik Berselimut Tulisan Asmaul Husna

Rep: Eva Rianti/ Red: Muhammad Subarkah
Masjid Raya Asmaul Husna yang berlokasi di kawasan Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten.
Foto: Republika
Masjid Raya Asmaul Husna yang berlokasi di kawasan Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten.

IHRAM.CO.ID, -- Masjid tak ayal hanya sebagai tempat ibadah kaum muslim, namun juga menjadi destinasi yang representatif untuk mengenal sejarah dan nilai-nilai keislaman dari berbagai aspek, terutama arsitekturnya.

Ada banyak masjid yang memiliki cerita tersendiri dalam pembangunannya, diantaranya yang belakangan cukup santer diperbincangkan adalah Masjid Raya Asmaul Husna yang berlokasi di kawasan Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten.

Masjid yang diresmikan pada 2013 tersebut secara sekilas mengundang rasa penasaran. Terutama tulisan kaligrafi jenis kufi yang tampak menyelimuti tubuh bangunan tempat ibadah tersebut. Tulisan-tulisan Arab itu secara kasat mata tidak dipahami oleh awam, namun jika dilihat lebih dekat bisa mengundang rasa takjub. Tulisan yang membalut masjid itu tidak lain merupakan asmaul husna atau 99 nama Allah yang didesain dengan sangat apik dan tak biasa.

Di bagian atasnya, kubah masjid tidak terlihat seperti kubah pada umumnya. Desainnya berbentuk lengkungan, namun tidak cembung. Permukaannya tampak semakin menurun ke arah belakang masjid. Di sisi paling bawah dari lengkungan itu, terdapat bintang yang transparan ke arah langit.  

Seorang petugas Masjid Raya Asmaul Husna, Musolih menceritakan, kehadiran Masjid Asmaul Husna berangkat dari kondisi minoritas kaum muslim di kawasan Gading Serpong pada dua dekade yang lalu. Para umat muslim yang kemudian tergabung dalam Komunitas Muslim Gading Serpong (KMGS) berinisiasi untuk menghadirkan sentra ibadah sekaligus menjadi daya tarik bagi muslim.

“Pada 1998, umat muslim di Gading Serpong tidak memiliki tempat pusat peribadatan karena saat itu minoritas, dari sekian ribu warga Gading Serpong, yang muslim tidak lebih dari 400 KK,” ujar Musolih mengawali sejarah berdirinya Masjid Asmaul Husna saat ditemui Republika, Sabtu (3/4).

Dengan adanya masjid tersebut, warga muslim di Gading Serpong tidak lagi harus menumpang di rumah warga yang memiliki area lapang untuk bisa bersama-sama melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha pada saat lebaran, salat tarawih pada bulan Ramadhan, serta pemotongan hewan qurban pada saat Hari Raya Qurban. Masjid yang berdiri di tanah seluas 3.000 meter persegi tersebut akhirnya hadir dan diresmikan pada 2013 oleh Bupati Tangerang pada saat itu, yakni Ismet Iskandar.

Dalam pembangunan dan keberjalannya, Masjid Raya Asmaul Husna melibatkan orang-orang yang memiliki peran dan kedudukan di lingkungan masyarakat. “Berhubung umat muslimnya beberapa dari kalangan pejabat, baik dari Pemda dan juga kepolisian, sarana peribadatan di lingkungan Perumahan Gading Serpong ini ditempatkan di sini dengan mendapatkan tanah fasos fasum,” terangnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement