Sabtu 03 Apr 2021 16:19 WIB

BIN Duga Bom Makassar Merupakan Aksi Balas Dendam

BIN menduga bom Makassar merupakan aksi balas dendam jaringan JAD.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bayu Hermawan
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto.
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menduga, bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan aksi balas dendam pelaku. Sebab, mentornya di jaringan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) tewas ditembak aparat Densus 88 Antiteror dalam operasi penangkapan pada awal Januari 2021.

"Sebetulnya kan mereka mengarah ke balas dendam setelah mentornya itu tewas terbunuh," ujar Wawan dalam diskusi daring bertajuk Bersatu Melawan Teror, Sabtu (3/4).

Baca Juga

Mentor yang dimaksud adalah Moh Rizaldi (MR). Kedua pelaku bom bunuh diri di Makassar merupakan didikan Rizaldi dan menjadi penerus pengantin.

Wawan menuturkan, operasi penangkapan Rizaldi sebelumnya karena aparat mengendus rencana aksi teror yang sudah disusun. Kedua pelaku pengeboman Makassar itulah yang kemudian mewujudkan serangan ini.

Menurut Wawan, kedua orang itu juga sebenarnya sedang diburu aparat. Namun, keduanya menyadari sedang diincar kepolisian sehingga berpindah-pindah tempat, mengganti akses komunikasi, dan menghilangkan atribut.

"Jadi dendam yang ingin dia lampiaskan untuk melakukan penyerangan dan sekali lagi ingin berbuah surga itu yang sudah disampaikan," kata Wawan.

Dengan demikian, ia menilai, aksi teror di Makassar merupakan kepentingan pribadi kelompoknya. Bukan untuk mewakili kepentingan agama tertentu.

Di samping itu, Wawan tidak menampik, kocar-kacirnya ISIS di tingkat global memicu gerakan sporadis di Tanah Air. Menurutnya, perintah serang ISIS yang diikuti oleh sejumlah afiliasinya di berbagai dunia, diaplikasikan juga di Indonesia oleh jaringan teroris yang ada di sini.

"Karena banya orang Indonesia yang juga terlibat di sana demikian pula sebaliknya, ini yang menjadi counter tersendiri meski kita lakukan bersama-sama," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, menduga L merupakan hasil perekrutan baru MR. Pelaku bom gereja Makassar satu lagi merupakan perempuan, sekaligus istri L.

Perempuan ini diduga masih ada hubungan keluarga dengan MR. Diduga dendam muncul dari lubuk hati L karena MR tewas di tangan aparat.

"Dia (MR) bantu pernikahan L itu dan istrinya. Ini lebih karena dendam motivasinya karena teman-temannya dihabisi dan ditangkap. Ini sisa pelaku lakukan perbuatan nekat," ujar Harits.

Mengenai alasan pemilihan lokasi pengeboman, Harits mengatakan JAD memang menyasar simbol aparat kepolisian atau tempat ibadah. "Kenapa sasaran gereja? Itu pilihan. Ingin tiru seperti di Filipina," lanjut Harits.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement