Jumat 02 Apr 2021 23:14 WIB

Australia Selidiki Kasus Pembekuan Darah Akibat Vaksin

Inggris mengidentfikasi 30 kasus pembekuan darah langka setelah penggunaan vaksin.

Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia sedang menyelidiki apakah kasus pembekuan darah yang tercatat pada Jumat (2/4) terkait dengan vaksin virus corona AstraZeneca, kata seorang pejabat kesehatan Australia. Seorang pria berusia 44 tahun dirawat di rumah sakit Melbourne beberapa hari karena pembekuan darah setelah menerima vaksin AstraZeneca. 

Pria itu menderita trombosis serius dan jumlah trombosit yang rendah, atau sel darah yang berhenti mengalir."Penyidik saat ini belum mengonfirmasi hubungan sebab akibat dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca, tetapi penyelidikan sedang berlangsung," kata wakil kepala petugas medis, Michael Kidd, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

Baca Juga

"Lebih banyak (informasi) diharapkan akan diketahui pada Sabtu (3/4)," tambahnya.

Pada Kamis (1/4), Inggris mengidentifikasi 30 kasus peristiwa pembekuan darah langka setelah penggunaan vaksin, dan beberapa negara, termasuk Kanada, Prancis, Jerman dan Spanyol, membatasi penggunaannya setelah laporan serupa.

Regulator Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), sebelumnya mengatakan vaksin AstraZeneca tidak terkait dengan peningkatan risiko pembekuan darah secara keseluruhan. Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (2/4), Kelompok Penasihat Teknis Australia untuk Imunisasi mengatakan, 

"Tidak ada tingkat keseluruhan yang lebih tinggi jenis pembekuan darah yang relatif umum yang dilaporkan setelah vaksinasi Covid-19."

Australia meluncurkan vaksinasi massal untuk 25 juta penduduknya pada Februari, dengan sebagian besar diharapkan menerima vaksin Universitas Oxford/ AstraZeneca. Pada akhir Maret, CSL Ltd memulai produksi dalam negeri sebanyak 50 juta dosis.

Australia sangat berhasil dalam mengekang virus dengan penguncian mendadak, penutupan perbatasan dan pelacakan cepat. Negara itu melaporkan hanya di bawah 29.300 kasus infeksi dan 909 kematian.

Australia mengalami masalah dalam meluncurkan program vaksinasi, namun tak mencapai target Maret sekitar 3,3 juta dosis karena negara bagian dan pemerintah federal bertengkar saling menyalahkan. Persediaan vaksinasi di negara bagian timur laut Queensland akan habis dalam beberapa hari, kata pejabat kesehatan pada Jumat, seraya menambahkan bahwa mereka tidak yakin tentang pengiriman berikutnya.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement