Jumat 02 Apr 2021 15:58 WIB

Riset: 10-30 Persen Penderita TB di Indonesia Positif Covid

Penderita TB termasuk pada kelompok rentan Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang petugas tengah memeriksa sampel dahak pasien di ruang Laboratorium Tuberkulosis (TB), Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan.
Foto: DHONI SETIAWAN/ANTARA FOTO
Seorang petugas tengah memeriksa sampel dahak pasien di ruang Laboratorium Tuberkulosis (TB), Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penderita tuberkulosis (TB) termasuk pada kelompok rentan Covid-19. Jejaring Riset TB mencatat, sebanyak 10 hingga 30 persen orang yang terpajan kuman TB terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah yang terinfeksi tersebut 90 persen nya masuk ke dalam kategori TB laten dan sebanyak 10 persen nya merupakan kategori TB aktif.

“Faktor yang memengaruhi terjadinya hal tersebut diantaranya yaitu faktor usia, status imunitas, status gizi, adanya penyakit (DM, HIV), serta perilaku seperti merokok dan minum alkohol,” kata Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) dr Diah Handayani dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id pada Jumat (2/4).

Baca Juga

Dr Diah menyampaikan bahwa masalah TB saat ini menjadi Neglected atau tercampakan akibat adanya pandemi COVID-19. Padahal penanganan TB di Indonesia masih sangat jauh dari target. Di tahun 2020, Indonesia menempati peringkat kedua terbanyak kasus TB di dunia.

Hal ini sebenarnya tidak mengherankan karena upaya preventif TB di Indonesia hanya sebesar 12 persen. Inovasi-inovasi ide dan program pencegahan sangatlah bermanfaat dalam membantu menurunkan kasus TB di Indonesia, di samping inovasi dalam hal skrining, deteksi maupun pengobatan TB.

“Tindakan pencegahan dimulai dengan kegiatan mencari, harus ada active case finding atau jemput bola terutama untuk orang-orang yang mengidap HIV, diabetes mellitus, atau yang tinggal di slum area. Orang-orang yang berisiko tersebut harus diberikan terapi pencegahan” jelas Diah.

Sekretaris Jejaring Riset TB, I Wayan Gede Artawan menjelaskan, selama pandemi COVID-19 terdapat beberapa tantangan dalam penanganan TB, diantaranya pembatasan kegiatan di masyarakat yang berdampak negatif terhadap akses ke layanan kesehatan termasuk layanan tuberkulosis dan sumber daya program TB yang terbagi untuk penanggulangan COVID-19.

Maka dari itu, kata Artawan, sangat dibutuhkan inovasi dalam pencegahan dan penanggulangan TB di Indonesia khususnya di era pandemi COVID-19. Inovasi-inovasi penelitian pencegahan tuberkulosis dapat diterapkan pada setiap perjalanan alamiah tuberkulosis, tidak hanya pada tahapan pengobatan.

Beberapa contoh inovasi tersebut diantaranya bisa dilakukan dalam tahap mencegah pajanan, mencegah infeksi, deteksi dini, mencegah sakit TB, meningkatkan kesembuhan, pembatasan ketidakmampuan dan rehabilitasi, serta inovasi dalam hal pencatatan dan pelaporan.

“Ada beberapa langkah dalam membuat inovasi tersebut diantaranya, identifikasi masalah, penelitian dan pengembangan, menyusun konsep inovasi, penerapan, dan evaluasi,” ujar Artawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement