Jumat 02 Apr 2021 05:00 WIB

2 Ayat Alquran dan 3 Jawaban Pintu Hidayah Mualaf Herald    

Mualaf Herald Chia melakukan perenungan tentang keyakinannya sendiri

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Herald Chia melakukan perenungan tentang keyakinannya sendiri hingga akhirnya berlabuh di Islam.
Foto: Dok Istimewa
Mualaf Herald Chia melakukan perenungan tentang keyakinannya sendiri hingga akhirnya berlabuh di Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, Kisahnya pencarian Tuhan Herald Chia dimulai sejak dia berkuliah di Universitas RMIT, Melbourne, Australia. Dia memilih jurusan filsafat dan media komunikasi. Dia mulai merenung mengenai arti kehidupan. Dan berpikir bahwa agama bukanlah hal yang penting. 

"Saya berpikir bahwa semua agama adalah buatan manusia sehingga kita bisa hidup dengan prinsip dan standar yang kita buat sendiri, asalkan kita bahagia dan membuat orang lain bahagia itu sudah cukup," pria yang memiliki nama Tionghoa Chia Jun Hao ini. 

Baca Juga

Sejak saat itu dia mulai menanggalkan agama lamanya dan hidup bebas. Selama kuliah dia lebih sering bersenang-senang, berpesta, bahkan setiap malam tak absen untuk pergi ke bar atau klub malam. 

Hingga satu ketika ibunya menghubungi Herald, mengabarkan bahwa nenek yang sangat dicintai pergi untuk selamanya. Herald sangat terpukul atas meninggalnya sang nenek. 

Dia kemudian pulang untuk menghadiri pemakaman neneknya. Disana dia kembali termenung, merasa bahwa prinsip hidup yang dipegangnya selama ini salah.

Bahwa betapa dia telah melakukan perencanaan dengan baik, ada saja hal yang berjalan tidak sesuai dengan rencananya. Dia kemudian menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang mengatur segalanya.

Ada hal yang manusia tidak bisa kendalikan, salah satunya adalah kematian. Herald mulai meyakini ada sebuah hal yang lebih besar dibanding kematian yang bisa mengendalikan kematian itu sendiri. 

Saat itu pria berkewarganegaraan Singapura ini telah menjadi seorang agnostik. Namun dia tidak mencari tahu lebih dalam mengenai Tuhan atau agama apapun.  

Setelah kematian nenek, dia kembali ke Australia untuk menyelesaikan pendidikan sarjana dan kembali ke Singapura untuk bekerja. Bagi dia saat itu setelah lulus, hal yang utama adalah mencari uang sebanyak-banyaknya, bahwa uang hampir menjadi tuhannya.  

Sebisa mungkin dia bekerja keras agar dengan cepat dapat mengembalikan uang yang dihabiskannya untuk pendidikan kemudian mengembalikan kepada  orang tuanya. Dia kemudian bekerja di sebuah bank, namun karena latar belakangbya adalah media dan komunikasi, Herald sangat awam dengan ilmu keuangan dan asuransi.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement