Jumat 02 Apr 2021 02:10 WIB

Mimpi Menjadi Awal Terungkapnya Makam Menggelembung   

Mekam menggelembung terungkap lewat mimpi seorang warga desa

Rep: Febrian Fachri / Red: Nashih Nashrullah
Kuburan menggelembung di Korong (kampung) Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2X 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar|
Foto: Republika/Febrian Fachri
Kuburan menggelembung di Korong (kampung) Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2X 11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar|

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN— Penghulu kaum suku Panyalai Ali Bujang Datuak Rang Kayo Gadang mengatakan pertama kali masyarakat menyadari ada makam meninggi atau menggelembung di kompleks pemakaman kaum Panyalai lewat mimpi salah seorang warga.

"Tujuh bulan lalu, ada salah seorang anak kemenakan (keponakan) kami bermimpi bahwa ada makam pakuburan Datuak Rang Kayi Gadang meningggi dari makam yang lain," kata Ali, Rabu (31/3).

Baca Juga

Ketika dicek ke lokasi, memang didapati ada makam yang meninggi dari makam yang lain. Saat itu masih belum setinggi sekarang yang sudah mencapai 1,3 meter.

Sejak diketahui ada fenomena kuburan menggelembung ini sampai sekarang, masyarakat belum bisa memastikan siapa jasad yang dimakamkan di kuburan tersebut. Tapi kuat dugaan makam tersebut adalah makam ulama tempo dulu.

"Kuat dugaan kami ini makam ulama-ulama kita di zaman dahulu. Tapi tentu kami belum bisa memastikan. Kita masih butuh pembuktian dan petunjuk," ucap Ali.

Makam menggelembung tersebut diketahui memiliki tinggi 1,3 meter, panjang 8,5 mete dan lebar 6,5 meter. Ada tiga makam yang kemudian tergabung menjadi satu. Buktinya ada tiga pasang batu nisan yang ikut naik mengikuti bagian atas dan bawah makam. Nisan di kuburan ini adalah batu air.

Ali menyebut pihaknya akan meminta pertolongan kepada ulama supaya dapat meminta petunjuk untuk mencari tahu siapa yang bermakan di tempat tersebut.

"Kami masih menyelidiki. Kumpulkan data-data dan silsilah. Kita akan cari ulama yang tahu dan bisa meminta penjelasan dengan berzikir ke sini," ucap Ali.

Meski begitu, Kaum Panyalai yang memiliki kompleks pemakaman tersebut menolak fenomena makam menggelembung ini sebagai tempat komersil. Mereka melarang adanya pungutan dalam bentuk apapun walau tempat tersebut setiap hari ramai dikunjungi pelancong.

Febrian Fachri

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement