Rabu 31 Mar 2021 15:38 WIB

Melihat KBM Tatap Muka Berjalan di Pangandaran

Sensasi belajar di sekolah sangat berbeda dengan belajar seorang diri di rumah.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Melihat KBM Tatap Muka Berjalan di Pangandaran (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Melihat KBM Tatap Muka Berjalan di Pangandaran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Sekolah-sekolah di Kabupaten Pangandaran telah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka sejak beberapa bulan lalu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran menilai risiko penularan Covid-19 di daerahnya sudah menurun, sehingga sekolah-sekolah diizinkan menggelar KBM tatap muka.

Republika berkesempatan mengunjungi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Pananjung, salah satu sekolah yang telah menggelar KBM tatap muka pada Rabu (31/3). Di sekolah itu, para siswa telah belajar secara tatap muka dengan gurunya di ruang kelas sekolah. Mereka terlihat antusias dalam mengikuti materi pelajaran yang diberikan gurunya.

"Enak. Belajarnya semangat," kata Naumi Oktaviani Putri (9 tahun), salah seorang siswa kelas 3 di sekolah itu.

Menurut dia, sensasi belajar di sekolah sangat berbeda dengan belajar seorang diri di rumah. Sebab, di sekolah banyak teman yang bisa ditemuinya. "Jadi enak belajarnya," ujar dia.

 

Kendati demikian, suasana belajar di sekolah saat ini memang dirasakan berbeda oleh Naumi. Pasalnya, saat ini di sekolah hanya ada kegiatan belajar. Para siswa tak diperbolehkan keluar kelas tanpa alasan tertentu. 

Jam istirahat sekolah juga ditiadakan. Para siswa hanya diperbolehkan beristirahat dalam kelas. "Jadi bawa bekal sendiri. Kalau berangkat juga selalu diantar (orang tua), dan pulangnya dijemput," kata dia.

Antusiasme yang sama juga ditunjukkan oleh Nazwa (13), salah satu siswi kelas 6 di sekolah itu. Menurut dia, belajar di sekolah membuat dirinya lebih mudah dalam menerima materi pelajaran. Apalagi, sebentar lagi ia akan menghadapi ujian yang akan menentukan kelulusannya. "Kalau di rumah kurang. Mending di sekolah," kata dia.

Kepala SDN 2 Pananjung, Mami Warmi mengatakan, KBM tatap muka di sekolahnya sudah mulai dilakukan sejak 11 Februari. Namun, sekolah itu sempat kembali ditutup lantaran wilayah Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, sempat masuk ke dalam zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Baru setelah Desa Pananjung kembali ke zona kuning (risiko rendah), sekolah kembali diizinkan menggelar KBM tatap muka pada awal Maret.

KBM tatap muka di sekolah itu disertai dengan penerapan protokol kesehatan (prokes). Dalam satu kelas, maksimal hanya 50 persen dari total siswa yang diperbolehkan masuk agar pengaturan jarak dapat dilakukan dengan baik. Alhasil dalam satu kelas dibagi dalam dua kelompok. "Kelompok A masuk Senin, kelompok B Selasa. Bergantian setiap harinya," kata Mami.

Setiap siswa juga dibekali masker dan pelindung wajah (face shield) dari sekolah. Sementara di setiap kelas disediakan tempat cuci tangan beserta sabunnya.

Jam pelajaran juga masih dibatasi. Dalam satu hari, siswa maksimal hanya belajar selama 3 jam di sekolah. Tidak ada istirahat. Guru juga tak boleh meninggalkan kelas selama jam pembelajaran. "Kalaupun harus meninggaljan kelas, harus ada penggantinya untuk menjaga siswa," kata Mami.

Ia menjelaskan, pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan para orang tua siswa untuk selalu mengantar-jemput anaknya. Namun, orang tua tak boleh masuk ke lingkungan sekolah. Orang tua hanya diperbolehkan mengantar sampai depan gerbang sekolah. Sementara setiap siswa yang masuk selalu diperiksa suhu tubuhnya menggunakan thermo gun.

Menurut Mami, sejak KBM tatap muka berjalan tak pernah ditemukan adanya kasus Covid-19 di sekolahnya. Apalagi, saat ini para guru sudah menjalani vaksinasi, sehingga KBM tatap muka dapat lebih aman. Meski begitu, para guru di Kabupaten Pangandaran baru menerima vaksin dosis pertama. "Nanti tanggal 6 (April) tahap kedua," kata dia.

Berdasarkan catatan Republika pekan lalu, sekira 70 persen sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Pangandaran sudah menggelar KBM tatap muka. Sekolah-sekolah itu tersebar di sembilan kecamatan di Pangandaran. Hanya sekolah di Kecamatan Cimerak yang belum diizinkan menggelar KBM tatap muka lantaran belum ada rekomendasi dari satuan tugas penanganan Covid-19 kecamatan setempat.

Sementara itu, sekitar 5.300 guru di Kabupaten Pangandaran juga telah menjalani vaksinasi dosis pertama pada pekan lalu. Vaksinasi kepada guru itu dilakukan agar KBM tatap muka berjalan lebih aman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement