Rabu 31 Mar 2021 15:36 WIB

UGM Bangun Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi

Pandemi covid telah menghantam sektor ekonomi kreatif dan subsektor kuliner.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UGM.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meluncurkan Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Indonesia. Dinisiasi Fakultas Teknologi Pertanian demi memaksimalkan kontribusi UGM dalam pengembangan kajian dkuliner dan gastronomi di Tanah Air.

Peluncuran dilaksanakan secara daring dan diresmikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Peluncuran diiringi webinar bertema Gastronomi Indonesia: Soft Power yang Powerful Membangun Kesejahteraan Bangsa.

Dalam sambutannya, Sandi mengapresiasi langkah UGM yang telah meluncurkan Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Indonesia. Terlebih, ia menekankan, pandemi covid telah menghantam sektor ekonomi kreatif dan subsektor kuliner di Indonesia.

Saat masuk normal baru, Kemenparekraf sendiri menerapkan tatanan 4K kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan. Ada sertifikasi CHSE yang terdiri dari cleanlines, healthy, safety, dan environment sustainability.

"Kuliner dan gastronomi diharap memenuhi syarat CHSE, sehingga mengembalikan kepercayaan pelanggan, mewujudkan rasa aman dan nyaman dalam berwisata dan menikmati produk kreatif, termasuk bidang kuliner," kata Sandi, Selasa (30/3).

Kemenparekraf mengambil sejumlah langkah mendukung pertumbuhan dan perkembangan kuliner dan gastronomi. Salah satunya lewat inkubasi ekonomi kreatif karena sebuah usaha tentu tidak bisa sukses tanpa pendampingan dan pembiayaan.

Selain itu, Sandi menekankan, perlu aksi selaras dan sinergi. Langkah ini ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia yang sebenarnya sudah tertinggal, sehingga harus berlari kencang bersama-sama.

"Harus sprint secara maraton dan mudah-mudahan ini jadi langkah strategis untuk meningkatkan kontribusi PDB. Sebab, kontribusi ke PDB saat ini baru 14,99 persen dan targetnya bisa meningkatkan hingga 30 persen," ujarnya.

Ia turut mendorong adanya kolaborasi menjadikan kuliner di Indonesia semakin berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Serta, dicintai di luar negeri dan turut mendukung kedaulatan bangsa, termasuk kedaulatan pangan.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono menambahkan, UGM sebagai lembaga pendidikan dan pusat pengembangan Iptek mendukung FTP UGM membentuk pusat kajian ini. Sebagai wahana bagi peneliti-peneliti maupun praktisi dalam mendalami bidang kuliner.

Panut menekankan, Indonesia merupakan negara dengan kenakeragaman hayati yang tinggi. Selain itu, ia mengingatkan, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat beragam seperti rempah-rempah, sayur, ikan, serealia, dan lain-lain.

"Kekayaan dan kearifan lokal ini belum terdokumentasikan dan dikembangkan dengan baik, sehingga perlu dilakukan kajian mendalam secara ilmiah untuk mendukung perkembangan gastronomi Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement