Selasa 30 Mar 2021 22:20 WIB

Makna Musim Dingin untuk Ibadah dan Perumpamaan Rasulullah

Rasulullah SAW menegaskan musim dingin mendukung untuk ibadah

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menegaskan musim dingin mendukung untuk ibadah. Ilustrasi ibadah
Foto: ANTARA/SYIFA YULINNAS
Rasulullah SAW menegaskan musim dingin mendukung untuk ibadah. Ilustrasi ibadah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama musim dingin, ini menjadi kesempatan emas bagi umat Islam dalam beribadah. Hal ini ibarat seperti barang rampasan perang (ghanimah) yang dingin. 

 

Dilansir dari laman Masrawy pada Selasa (30/3), Ibnu Mas'ud pernah mengatakan, مرحبا بالشتاء تنزل فيه البركة و يطول فيه الليل للقيام و يقصر فيه النهار للصيام "Selamat datang musim dingin. Kala itu turun berkah dengan malam yang begitu panjang untuk shalat malam. Sebaliknya, siang begitu singkat untuk berpuasa." 

 

Ini menunjukkan manfaat musim dingin dan kesempatan yang diwakilinya bagi orang-orang beriman untuk meningkatkan ketaatan, serta ibadah. Rasulullah ﷺ  biasa mendorong sahabatnya untuk menghidupkan kembali malam-malam musim dingin dengan ketaatan.  

 

Nabi Muhammad SAW bersabda, الشِّتَاءُ رَبِيعُ الْمُؤْمِنِ "Musim dingin terasa seperti musim semi bagi orang beriman." 

 

Terkait hadits tersebut Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah menyatakan, yang pada intinya musim dingin adalah musim semi bagi orang beriman, karena dia tumbuh di dalamnya di kebun ketaatan, dia mengembara di ladang ibadah. Orang mukmin di musim dingin mampu berpuasa tanpa kesulitan, terhindar dari kelaparan dan kehausan.  

Sumber: masrawy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement