Selasa 30 Mar 2021 19:57 WIB

Sultan Minta Sleman Awasi Ketat Mobilitas Warganya

Penularan Covid-19 di kedua daerah di Sleman itu bermula dari kegiatan takziah.

Sultan Minta Sleman Awasi Ketat Mobilitas Warganya. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sultan Minta Sleman Awasi Ketat Mobilitas Warganya. Sri Sultan Hamengkubuwono X

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Pemerintah Kabupaten Sleman memperketat pengawasan mobilitas warganya menyusul munculnya dua klaster penularan COVID-19 di daerah itu.

"Saya hanya punya harapan bagaimana Sleman itu makin ketat. Mengetatkan, dalam arti pengawasan untuk tidak berkerumun," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (30/3).

Sultan menilai klaster penularan COVID-19 muncul di Sleman lantaran masih banyak warga yang beraktivitas tanpa menerapkan protokol kesehatan. "Sering seenaknya sendiri, dalam arti alasan cari makan. Yang semestinya tidak ada perkawinan, (ternyata) ada perkawinan tetapi disembunyikan. Saya kira itu yang rugi masyarakat sendiri," kata dia.

"Jadi saya mohon Sleman itu pemerintah daerahnya memperhatikan mobilitas masyarakatnya untuk tidak seenaknya sendiri, agar lebih disiplin. Khususnya untuk Sleman," ia menambahkan.

Ia menekankan pentingnya peningkatan pengawasan mobilitas warga di Sleman karena kasus COVID-19 di Sleman masih 1.000 lebih ketika kabupaten lain di Daerah istimewa Yogyakarta mengalami penurunan kasus infeksi virus corona.

Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, kemunculan klaster penularan COVID-19 pasti dipicu oleh adanya kerumunan warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

"Kalau kemudian timbul klaster baru, maka ini kekuranghati-hatian kita. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menegakkan aturan supaya tidak ada kerumunan," kata dia.

Ia berharap posko-posko penanganan COVID-19 di tingkat desa dan kelurahan proaktif menyampaikan teguran pada warga berkerumun atau melanggar protokol kesehatan serta melaporkan kejadian itu ke satuan tugas di tingkat kecamatan. "Bukan hanya pemantauan saja tapi kami minta melakukan peneguran," kata dia.

Sebanyak 44 orang dikonfirmasi positif terserang COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di Dusun Blekik, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Di Padukuhan Plalangan, Kelurahan Pandowoharjo, Sleman, juga ada 36 orang yang positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan. Penularan COVID-19 di kedua daerah di Sleman itu bermula dari kegiatan takziah.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement